Khusyu Yang Munafik
Setiap muslim sangat mengharapkan dapat melaksanakan ibadah shalat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Islam, sehingga apa yang dilakukan menjadi amal ibadah dan ladang pahala baginya. Namun untuk mencapai semua itu harus ada bukti nyata dalam melaksanakan amal ibadahnya, dan kekhusyuan dalam shalat dapat menjadi buktinya. Shalat yang khusyu terletak di hati dan akan nampak dalam gerakan shalatnya. Gerakan shalat yang mengikuti hati dalam kekhusyuan akan memperhatikan thuma’ninah dan bacaan shalat. Ia tidak akan shalat dengan tergesa-gesa tanpa memperhatikan rukun, batal, sunah dan makruhnya dalam shalat, karena ia shalat serasa diawasi terus oleh Allah. Tetapi seseorang yang nampak khusyu di luar, bukan berarti ia sudah khusyu di hatinya. Karena yang nampak luar dapat membohongi apa yang sebenarnya ada di dalam hati. Di jaman sekarang ini banyak ditemukan orang-orang yang menampakan kekhusyuan dalam shalatnya, dengan gerakan atau bacaan yang diperbagus, supaya orang-orang menyangka bahwa ia shalat dengan khusyu atau supaya dapat pujian dari yang lain. Maka hal tersebut merupakan sifat khusyu yang munafik yang nampak bagus di luar sedangkan di dalamnya ada lubang kejelekan yang harus diperbaiki. Mereka yang shalat khusyunya karena hal selain Allah maka ia telah melakukan perbuatan yang tercela dan shalatnya pun berpahala nol. Suatu ketika sahabat Huzaifah bin Yaman ra berkata, “Jauhilah oleh kalian kekhusyukan munafik, lalu ditanyakan kepadanya: Apa yang dimaksud kekhusyukan munafik? Ia menjawab: “Engkau melihat jasadnya khusyu’ sementara hatinya tidak”. Pada kenyataan seseorang yang berbuat khusyu atau tidak, menurut seorang ulama imam IbnuI Qayyim membagi bentuk khusyu kepada dua macam. Pertama, Khusyu Iman, yaitu khusyuknya hati hanya kepada Allah Swt, yang nampak dengan mengagungkan, memuliakan, tenang dan malu. Ada perasaan dalam hatinya akan kehinaan diri, belum bisa bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan dan banyaknya kesalahan diri. Sehingga akan nampak pada hati yang khusyu dan diikuti dengan khusyunya gerakan anggota badan. Kedua, Khusyu nifaq yaitu kekhusyuan yang nampak pada luarnya saja, khusyunya dipaksakan karena ingin terlihat oleh yang lain sementara hatinya tidak sama sekali. Wallahu ‘Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *