Siksa Dosa Dari Membunuh
Sangat miris rasanya jika kita melihat realita yang terjadi di masyarakat kita sekarang ini, mendekati akhir jaman banyak sekali terjadi kasus pembunuhan, nyawa seakan akan menjadi barang yang murah. Dengan mudahnya seseorang membunuh hanya karena hal sepele, karena merasa tidak dihormati ketika melewati orang-orang, saling tatap dan sebagainya menjadikan orang mudah membunuh orang lain. Kasus-kasus dalam pembunuhan pun semakin beragam, ada seorang anak yang membunuh orang tuanya, seorang ayah yang membunuh anaknya, adik membunuh kakak, dan yang lainnya yang mereka terkait dalam satu ikatan keluarga. Pembunuh jaman sekarang seolah-olah tidak takut lagi akan dosa dari membunuh. Membunuh adalah suatu perbuatan yang dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain tanpa adanya hak. Padahal hak untuk hidup adalah hak bagi setiap orang, tidak terkecuali orang yang secara fisik menderita penyakit yang begitu parah pun tetap ia berhak untuk hidup. Dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan bagaimana hukuman bagi mereka yang membunuh, “Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya”. (An-Nisa:93). Ayat di atas menjelaskan secara jelas tentang hukuman bagi yang membunuh yaitu neraka jahanam yang abadi. Dalam perbuatan membunuh ada pula membunuh yang diperbolehkan, yaitu membunuh karena ada sebab-sebabnya, misal membunuh dengan qishas yaitu membunuh yang berkaitan dengan pembunuhan secara sengaja dan ahli warisnya meminta membunuhnya sebagai balasan atau boleh diganti dengan membayar diyat dari pihak yang membunuh sebagai bentuk permintaan maaf. Jika pembunuhan dilakukan secara tidak disengaja maka hukum qishas tidak berlaku, hukuman yang berlaku hanya membayar diyat. Nyawa adalah pemberian dari Allah kepada manusia, disana terdapat kesempatan bagi manusia untuk menjadi khalifah di bumi, memperbanyak amal shaleh dan memperbaiki hidup. Jadi sudah sewajarnya menjalani hidup dengan penuh kesyukuran atas nikmat hidup yang telah diberi dan saling menjaga. Wallahu A’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *