Cara Beramal Dengan Ikhlas
Ikhlas merupakan amalan istimewa yang termasuk kepada perbuatan yang diridhai oleh Allah. Ikhlas dapat bermakna memurnikan ibadah atau suatu amal, baik lahir maupun batin yang tidak mengharapkan hal yang lain selain mencari ridha dari Allah Swt.  Dalam perbuatan ikhlas dimulai dari niatnya yang terdapat dalam hati. Ikhlasnya niat tidak mudah untuk diraih karena banyak sekali godaan yang datang ketika seseorang hendak berbuat ikhlas. Ketika seseorang telah dapat berbuat dengan ikhlas maka ia menyerahkan dan menyandarkan apa yang diperbuatnya hanya untuk Allah. Namun ketika keikhlasan sulit untuk diwujudkan maka kita dapat melakukan cara-cara agar dapat beramal dengan ikhlas. Diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Menata dan mengatur hati untuk mengikhlaskan diri sebelum beramal. Hal ini dapat dilakukan dengan setahap demi setahap dalam memepersiapkan diri jika dalam perbuatan baiknya tidak ada yang akan memujinya. Mengikhlaskan hati berarti mempersiapkan diri dalam menerima segala perkara yang dalam berbuat ibadah, tanpa ada yang dicari selain ridhanya.
  2. Berbuat ibadah dengan cara tidak mengabarkannya pada yang lain. Ini bermakna ketika ibadah cukup hanya dia dan Allah saja yang tahu. Dalam berbuat tidak ada keinginan supaya orang lain tahu sebagaimana kita menyembunyikan aib diri. Ibaratnya ketika tangan kanan bersedekah maka tangan kiri tidak tahu akan apa yang dilakukan tangan kanannya.
  3. Mengingat akan bahaya dari perbuatan yang tidak ikhlas (riya’). Maksudnya ia senantiasa menjaga diri dari perbuatan yang dapat mengantarkannya kepada amal yang tidak diterima oleh Allah, dari perbuatan riya yang akan membakar amal ibadah dan menghancurkannya. Karena riya merupakan suatu bentuk syirik kecil dan tersembunyi. Sehingga tanpa sadar kita telah melakukannya. Riya juga dapat membuat amal ibadah yang telah dilakukan hanya menyisakan kekosongan dalam pahala, bahkan dapat menjadikannya menjadi penghuni neraka.
  4. Berdoa kepada Allah Swt agar senantiasa diberikan hati yang selalu ikhlas dalam beramal kebaikan. Sehingga bagi mereka yang dapat melakukannya termasuk kepada golongan orang-orang yang mukhlis (orang yang ikhlas). Ketika kita dapat melakukan perbuatan yang ikhlas maka Allah akan menaikan derajatnya.
Lalu jika kita berbuat ikhlas dan mendapat pujian dari orang lain, dan merasa senang atas pujian tersebut. Apakah hal tersebut dapat membahayakan amalnya? Maka hal ini tidak mengapa dan ia tidak apa-apa senang atas pujian orang lain tersebut. karena hal itu merupakan kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin. Wallahu ‘Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *