Bertaubat Setiap Hari Dengan Istigfar
Hakikat manusia sebagai makhluk yang terkena sifat khilaf dan lupa, terkadang secara sengaja atau tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama Islam. Pelanggaran tersebut membuatnya menjadi makhluk yang berdosa yang hari demi hari apabila tidak ditaubati maka semakin banyak dosa tersebut. Dosa yang menumpuk tentunya harus dibuang dengan cara taubat. Dalam bertaubat ada beberapa hal yang harus dilakukan seperti tidak akan lagi mengulangi perbuatan dosa tersebut, adanya rasa penyesalan dan mengganti perbuatan dosa dengan melakukan banyak kebaikan. Hal-hal tersebut bisa dilakukan karena Allah Swt telah melengkapi manusia selain kemampuan jasmaniah untuk menyesali juga kekuatan rohani dalam dalam menyesali dan mengganti perbuatan dosa tersebut. Selain itu pula ada banyak amalan-amalan bertaubat yang terkesan mudah tetapi jika dilakukan setiap hari akan mengurangi dan menghapus dosa. Amalan tersebut yaitu memperbanyak membaca istigfar setiap hari. Seorang mukmin yang taat akan perintah Allah tentunya tentunya akan memperbanyak mebaca istigfar  dalam rangkan bertaubat kepada Allah. Dalam banyak hadits diterangkan bahwa sosok Nabi Muhammad Saw yang mulia sering beristigfar yang menurut sebagian ulama ada yang mengatakan 70 sampai 100 kali. Maka apalagi kita sebagai umatnya yang setiap hari sering melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Nabi Muhammad Saw memperbanyak istigfar bukan berarti beliau banyak dosa karena beliau sudah di maksum (tercegah dari perbuatan dosa), istigfar beliau dalam bentuk syukur kepada Allah. sedangkan ketika kita beristigfar maka itu dalam rangka bertaubat kepada Allah. istigfar juga dilakukan tidak hanya ketika kita melakukan perbuatan dosa, tetapi istigfar juga berlaku sebagai benteng kita dari dosa-dosa yang lainnya. Karena ketika diri sering beristigfar maka akan lebih hati-hati dalam berbuat dan menjauhi segala perbuatan yang mendatangkan kita pada dosa. Dengan beristigfar menjadi salah satu bukti akan taubat yang kita lakukan. Karena ketika seseorang bertaubat lalu dilidahnya tidak pernah sekalipun meminta ampunan kepada Allah maka dapat dikatakan taubatnya adalah taubat yang palsu. Seperti seseorang yang menyakiti orang lain jika ia belum meminta maaf dalam ucapannya maka dapat diragukan kesungguhannnya dalam meminta maaf. Seseorang yang dengan kesungguhan diri dan perbuatannya bertaubat dengan istigfar dan menangis meminta ampun kepada Allah, maka Allah Swt sedang sifat Maha Pengampunnya akan mengampuni dosa tersebut. Aamiin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *