Mengharap Syafaat Dari Allah SWT
Sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain dalam pemenuhan kebutuhannya. Disamping untuk berinteraksi dengan yang lain, manusia pun perlu yang namanya pertolongan antar sesama. Sebagai seorang muslim pertolongan yang paling utama tidak hanya diharapkan dari sesama manusia saja ketika hidup di dunia. Tetapi juga pertoloongan ketika hidup di akhirat dari Allah SWT. Dalam hal ini mereka mengharapkan datangnya syafaat, yang dapat membebaskan manusia dari segala huru-hara akhirat dan diselamatkan dari panasnya api neraka. Lalu apa dan bagaimana syafaat tersebut dapat diperoleh. Apakah setiap orang dapat memperolehnya. Dalam literatur bahasa Arab kata syafaat berasal dari kata asy-sayafa (bentuk ganda) yang merupakan lawan kata al-witru (tunggal) yang artinya menjadikan sesuatu yang tunggal atau satu menjadi ganda atau banyak seperti satu menjadi dua, dua menjadi tiga dan yang lainnya. Sedangkan makna syafaat dalam istilah yaitu memberi manfaat kepada yang lain dan menolak mudharat dari suatu perkara. Syafaat diberikan dengan syarat Allah meridhai orang memberi syafaat, Allah meridhai orang diberi syafaat dan Allah mengizinkan orang yang diberi syafaat untuk memberi syafaat. Syafaat sendiri terbagi kepada dua macam yaitu syafaat yang berdasarkan dalil dari Al-Qur’an atau hadits Rasulullah SAW. Syafaat ini tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang ikhlas dalam hatinya. Ini berdasarkan hadits Abu Hurairah “ Wahai Rasulullah siapa yang paling bahagia mendapat syafaatmu, Rasul menjawab, orang yang mengatakan Laa ilaaha Illallah’ ikhlas dari dalam hatinya”. Syafaat kedua yaitu syafaat bathil yang tidak memiliki kegunaan kepada pemiliiknya. Hal ini dapat dicontohkan seperti orang-orang yang meminta syafaat kepada berhala-berhala yang dianggap sebagai tuhan yang dapat menolong mereka. Syafaat semacam ini tidak ada manfaatnya sama sekali. Sebagaimana firman Allah SWT. “Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at”. Dari ayat di atas dapat pahami bahwa Allah SWT tidak akan memberikan syafaat-Nya kepada mereka yang telah mengerjakan syirik, karena syirik adalah dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah. Wallahu a’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *