Tujuan Harta Kita
Jika kita mengadakan suatu survei kepada orang-orang tentang apakah ada manusia yang ingin hidup dalam kemiskinan, tentulah jawabannya tidak ada, karena secara normal manusia pasti menginginkan hidup dalam keadaan kaya raya tanpa sesuatu kekurangan apapun. Keinginan untuk menjadi kaya membuat kita menempuh berbagai cara untuk mendapatkannya, namun sayangnya cara-cara yang ditempuh tidak selamanya sesuai dengan syariat agama Islam (jalan yang benar). Kekayaan menjadi hal yang paling dicari, karena dengan harta segala keinginan yang bersifat materi akan mudah didapatkan, walaupun ditempuh dengan cara yang tidak halal seperti, korupsi, mencuri, mengabdi kepada makhluk gaib dan sebagainya. Lalu apakah dalam Islam ada amalan-amalan yang dapat membuka pintu rejeki kita? Allah Swt tidak melarang kita untuk hidup kaya, karena justru dengan kekayaan kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang perlu pengorbanan harta, seperti berzakat, ibadah haji, berkurban dan yang lainnya. Yang dilarang adalah ketika tujuan hidup kita semata-mata hanya untuk harta, harta hanya sebatas salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan menjadi tujuan utama dalam hidup. Allah Swt telah mewajibkan manusia untuk mencari rizkinya, supaya dengan rizki tersebut ia dapat memenuhi kewajibannya kepada istrinya, anaknya dan juga keluarganya. Firman Allah Swt dalm QS Al-Qasas:73, “Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. Ketika harta sudah didapat maka bersyukurlah kepada Allah sebagai bentuk kita mensyukuri segala nikmat yang diberikannya, bukannya kita berbuat kufur dengan menggunakan harta tersebut kepada jalan maksiat. Harta adalah titipan maka pergunakanlah titipan itu sesuai dengan yang menitipkannya, jika digunakan menyalahi kepada yang menitipkannya maka jangan heran jika harta titipan tersebut diambilnya kembali atau harta tersebut menjadikan kita orang yang jauh dari rahmat-Nya. Dengan harta yang banyak tidak berarti kita sedang disayang Allah, bahkan sebaliknya dengan harta tersebut kita sedang diuji-Nya. Karena ujian tidak hanya dalam bentuk kemiskinan tetapi juga kekayaan yang melimpah. Wallahu A’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *