GEDUNG SATE
gedung sate Gedung  Sate terletak di Jalan Diponegoro No. 22, Kelurahan Cihaurgeulis, Kecamatan Coblong. Gedung Sate untuk saat ini merupakan tempat pemerintahan Pemprov Jawa Barat. Lingkungan Gedung Sate adalah suatu kawasan yang sangat bersejarah, itu  dikarenakan bangunan kuno dari masa Kolonial Hindia Belanda relatif banyak, seperti , Museum Pos Indonesia, Museum Geologi, Gedung Dwiwarna, Rumah Tinggal dan sebagainya. Sekitar gedung kini telah banyak berdiri bangunan perkantoran, pemukiman, dan pertokoan. Untuk mencapai tempat ini sangatlah mudah, dengan kondisi jlan yang sangat baik, sehingga kita bias menggunakan kendaraan pribadi atau bias juga menggunakan kendaraan umum. Gedung ini berdiri pada tahun 1920 yang merupakan perencanaan dari sebuah tim yang dipimpin  J. Gerber, Eh. De Roo, dan G. Hendriks dan Gemeente van Bandoeng yang diketuai V.L. Slors. Untuk peletakan batu pertama dilakukan oleh Nona Johanna Catherina Coops (puteri sulung B. Coops, Walikota Bandung) dan Nona Petronella Roelofsen yang mewakili Gubernur Jendral Batavia. Bentuk arsitekturnya menyerupai bangunan Italia di zaman Renaissance, yang  megah, anggun dan monumental. Dengan penataan bangunan simetris, elemen lengkungan yang berulang-ulang (repetisi) menciptakan ritme yang  unik dan indah. Gedung Sate memiliki kawasan seluas kurang lebih 27.990,859 m² dan luas gedung  kurang lebih 10.877,734 m². gedung satee Tempat ini berbatasan dengan utara: Jalan Diponegoro  Timur, Jalan Cilaki/Gedung Museum Pos Indonesia Selatan  Jalan Cimanggis  Barat, Jalan Cimalaya. Ornamen Hindu dan Islam sangat mempengaruhi Bangunan Gedung Sate ini. Bentuk dari bangunan ini menjadi unik yaitu sebagai perpaduan gaya arsitektur  Timur dan Barat. Gaya dari seni bangunan yang memadukan langgam arsitektur tradisional Indonesia dengan kemahiran teknik konstruksi barat disebut Indo-Eropeesche architectuur Stijl (gaya arsitektur Indo-Eropa). Di atas bangunan terdapat enam tusuk sate yang menyimbolkan enam juta Gulden yang dihabiskan sebagai biaya pembangunannya pada masa perang untuk mempertahankan kemerdekaan negara RI dari Belanda (Ghurka) yang ingin kembali menjajah, gedung Sate ini dipertahankan oleh para pemuda sampai titik darah penghabisan dan pada akhirnya mereka gugur pada tanggal 3 Desember 1945 dan sebagai penghargaan atas jasa mereka dibangunlah sebuah monumen peringatan yang berdiri di depan Gedung Sate. pada masa Pemerintah Kolonial Hindia Belanda Gedung ini berfungsi sebagai kantor pemerintahan Hindia Belanda dan kini  dipergunakan sebagai Kantor Pusat Pemerintahan Jawa Barat. Gedung Sate ini dapat dikatakan sebagai Landmark Kota Bandung karena mempunyai bentuk bangunan yang khas dan kehadiran penampilannya sangat kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *