Beberapa Perilaku Orang Tua yang Dapat Merusak Karakteristik Anaknya
mn Tentunya setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang berhasil dan sukses. Semua cara dalam pembentukan pribadi anak dilakukannya bahkan mencari sekolah yang unggul dan memasukannya ke dalam kelas khusus sebagai penunjang masa depan anaknya. Akan tetapi orang tua sering lupa bahwa “buah mangga kalau jatuh tak akan jauh dari pohonnya” maksudnya adalah anak itu suka meniru kebiasaan dari orang tuanya. Walaupun anaknya masuk ke sekolah favorit dan selalu belajar tentang kejujuran tapi orang tuanya suka berbohong maka itu juga akan percuma dan sia-sia.karena anak lebih banyak di rumah daripada di sekolah. Nah supaya kita sebagai orang tua dapat membangun karakteristik anak dan membentuk pribadi anak yang diharapkan, kita mesti mengetahui beberapa prilaku orang tua yang dapat merusak potensi dan karakteristik siswa berikut : cd
  1. Membentak dengan bahasa yang kasar, hal ini dapat membentuk karakter keras terhadap anak, dengan bentakan itu pula sikap anak menjadi trauma dan cepat terkejut ketika mendengan nada tinggi. Hal ini pun tidak baik bagi kesehatan dan jiwa anak.
  2. Sering melarang dan menyalahkan anak, kebiasaan anak yang cenderung nakal merupakan pola pertumbuhan dan keaktivannya, tapi sebagai orang tua kita mesti mengarahkannya ketika mereka melakukan kesalahan, bukan dengan bentakan dan larangan akan tetapi dengan bahasa yang lembut dan tidak melarang, contoh : “ade akan lebih baik jika makan sebelum makan kita cuci tangan dulu ya, karena tangan yang kotor itu banyak kumannya”.
  3. Permasalahan dengan pasangan, kebanyakan kekerasan berasal dari masalah orang tuanya dan berimbas kepada anak dengan pukulan, cubitan, tamparan dan laiin sebagainya.
  4. Faktor ekonomi keluarga yang serba kekurangan, banyak terdengar dalam kabar di media yang memberitakan seorang ibu yang meracuni anaknya karena tidak mampu membeli beras, mengajak anak bunuh diri dan lainnya.
  5. Kekangan dan paksaan terhadap anak, karena menginginkan anak menjadi pintar dan juara kelas sehingga memaksa anak untuk mengikuti les dan privat padahal anak tersebut potensinya pada olahraga. Itu juga tidak baik, karena seharusnya kita sebagai orang tua meneliti apa yang menjadi potensi dan karakteristik anak.
Itulah sebagian dari banyak faktor yang dapat membuat karakter dan potensi anak menjadi rusak, masih banyak faktor lainnya dan itu adalah tugas kita selaku orang tua dari anak kita yang selalu membutuhkan perhatian penuh akan potensi dan bakatnya.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *