Candi Kedulan ditemukan dalam kondisi runtuh dan tertimbun pasir pada tahun 1993. Ditemukannya candi inipun secara tidak sengaja dan yang menemukannya adalah sekelompok masyarakat yang sedang menambang pasir. Jika dilihat dari material yang menimbun candi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa material tersebut berasal dari letusan gunung merapi yang terjadi pada periode itu. Bagian dasar dari candi tersebut berada di kedalaman sekitar 7 meter, itu dikarenakan dilihat dari jenis tanah dan lapisannya yang sudah mengalami pegerukan diketahui ada 13 lapisan jenis tanah, itu menjelaskan bahwa jenis lahar yang menutupi candi tersebut berasal dari 13 letusan gunung.
Karena ditemukannya yoni pada area candi, maka dapat diperkirakan bahwa candi kedulan merupakan candi Hindu, biasanya karakter candi Hindu terdiri dari dua-tiga halaman bertingkat.. petunjuk pagar yang kesatu telah di temukan di sisi sebelah Selatan, sedangkan untuk halaman kedua dan ketiga sampai saat ini masih diselidiki.
Sejak ditemukan pada tahun1993 sampai tahun 2010 pemugaran candi tersebut masih belum usai. Bahkan ketiga candi yang berada di kompleks Candi Kedulan yaitu candi perwaranya (candi pendamping)masih belum bisa digali secara sempurna, itu dikarenakan lahan tersebut berada di lahan warga. Mengingat pagar candi yang masih belum ditemukan, maka diperkirakan luas candi akan terus bertambah.
Upaya yang terus dilakukan dalam hal penelitin dan pemugaran akhirnya pada tahun 2003 berhasil menemukan prasasti panaggaran dan sumudul di lokasi area candi kedulan. Kedua prasasti tersebut ditulis dengan menggunakan aksara palawa dan bahasa sangsekerta yang isinya mengenai pembebasan pajak tanah di desa Panaggaran dan parahyangan yang tujuannya untuk pembuatan bendungan irigasi dan bangunan suci yang bernama Tiwaharyyan pada masa kerajaan Mataram kuno. Maka candi yang bernama Tiwaharyyan tersebut diperkirakan adalah Candi Kedulan.
Dari Candi Perambanan letak Candi Kedulan hanya berjarak sekitar 3 Km, sedangkan dari segi arsitekturnya bisa dibilang mirip dengan candi Sembisari, tetapi dari segi hiasannya melah mirip dengan Candi Ijo dan Candi Barong. Candi Sembisari memilikipiupi tangga hanya pada candi utama saja, sedangkan candi kedulan memiliki pipi tangga pada candi Perwara. Tapi, kemiripan dari pipia tangga tersebut terlihat dari hiasannya yaitu sama-sama memiliki hiasan berbentuk ular.