“Sehat itu mahal”. Kata-kata seperti itulah yang mungkin sering kita lihat dan temui pada dinding-dinding tulisan di Rumah sakit atau tempat yang lainnya. Karena ketika seseorang sakit maka iapun tidak dapat lagi melakukan kegiatan-kegiatan kesehariannya. Ia tidak bisa lagi melaksanakan hobinya di luar dan hal lain yang membutuhkan sehatnya badan. Sehingga sudah selayaknya kita bersyukur atas apa yang kita terima dari Allah Swt.
Ketika seseorang terkena penyakit maka badanya telah menyuruhnya untuk beristirahat. Seorang hamba yang sakit bukanlah sedang di azab oleh Allah, walaupun untuk orang-orang tertentu bisa saja itu sebagai azab. Namun rasa sakit juga dapat merupakan salah satu bentuk ujian hidup bagi orang-orang yang bertakwa. Dengan sakit ini dapat menjadikan seseorang bersyukur atas nikmat kesehatan yang telah diberikan Allah. selain itu juga menjadi lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatannya.
Bagi mereka yang sedang sakit maka haruslah menjaga adab ketika sakit, diantaranya;
- Memperbanyak membaca dzikir dan istighfar, serta memperbanyak ibadah kepada Allah. jangan sampai kita mengeluh atas penyakit yang diderita, karena ketika mengeluh seolah-olah tidak menerima apa yang menjadi takdir Allah Swt. Sehingga ketika sakit tetaplah sabar dan ikhtiar untuk kesembuhan pada-Nya.
- Senantiasa berhusnudzan (prasangka baik) kepada Allah atas apa yang diderita, serta berusaha untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah, dengan menggantungkan harapan untuk kesembuhan hanya kepada-Nya.
- Dilarang mengeluh atas sakit yang diderita dengan meminta kematian yang disegerakan. Hal ini terlarang sebagaimana hadits dari Nabi Saw, “Janganlah seorang diantara (menginginkan) kematian kecuali dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah”. (HR. Muslim).
- Tidak berobat dengan perkara-perkara yang membawa kepada perbuatan syirik. Misalnya dengan mendatangi dukun atau paranormal, memakai jimat-jimat kesembuhan dan yang lainnya yang membawa kepada kemusyrikan.
- Ketika berikhtiar untuk berobat diperbolehkan untuk mengadu atau meminta pengobatan kepada orang ahli atau dokter. Asalkan jangan ada niatan bahwa adanya kesembuhan berasal dari dokter atau orang ahli tersebut.
- Bertaubat kepada Allah Swt dengan taubat yang sebenar-benarnya (taubatan nasuha), dan jika ada dosa kepada sesama maka sebaiknya meminta maaf atas kesalahan kepada orang yang telah di dzalimi oleh kita, serta senantiasa memperbanyak amal shaleh.