Perbedaan Iman dan Percaya
Kata percaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata dan bisa juga berarti menganggap yakin bahwa sesuatu itu benar-benar ada. Sedangkan kata iman murut KBBI yaitu kepercayaan (yang berkenaan dengan agama) atau ketetapan hati dan kesungguhan batin. Dalam pengertian lain menurut bahasa Arab iman artinya percaya atau membenarkan dalam hati yaitu dari aamana, yu’minu , iimanan. Sedangkan arti iman menurt istilah diambil dari pengertian Imam Al-jurzani yaitu i’tiqad (keyakinan) di dalam hati dan ikrar dengan lisan. Dengan hal ini dapat dikatakan jika seseorang beriman dengan syahadat (lisan) dan dengan perbuatan (amal), tetapi tidak berkeyakinan dalam hati maka ia adalah orang yang munafik. Yang menjadi perbedaan percaya dan iman yaitu sifat percaya adalah bagian tersendiri dari iman, karena iman mencakup kepada percaya dan mengamalkan, baik lisan maupun perbuatan. Menurut Imam Ahmad dari anaknya Abdullah bin Ahmad, bahwa Imam Ahmad pernah berkata “Iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Dan apabila orang itu berzina atau mencuri maka imannya berkurang” ( As-Sunnah, 1:307). Menurut para ulama kontemporer menyatakan bahwa iman itu adalah keyakinan dari hati, ikrar dalam lisan dan amal dengan anggota badan. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep iman terapat tiga unsur yang semuanya harus ada, jika tidak ada salah satunya maka itu bukanlah iman. Unsur-unsur tersebut yaitu unsur yakin di hati, ikrar di lisan dan amal di anggota badan. Contohnya percayanya Iblis kepada Allah, ia pun dulunya adalah bagian dari makhluk jin yang paling taat kepada Allah. Namun tatkala iblis tidak mau tunduk dan taat kepada aturan Allah maka ia bukanlah orang beriman, karena salah satu unsur amal hilang ketika iblis menolak perintah Allah. Hal yang sama pun berlaku ketika seseorang yang di KTPnya orang Islam tapi tidak menjalankan perintah agama islam maka ia pun tidak beriman karena salah satu unsurnya amal tidak ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *