Keunikan Air Zamzam
Air adalah unsur penting dalam adanya kehidupan di dunia, karena dibutuhkan tidak hanya oleh manusia tetapi juga makhluk Allah yang lainnya. Allah Swt menciptakan berbagai sumber mata air di dunia ini yang salah satunya yaitu air Zamzam. Air Zamzam adalah air yang dahulunya memamcar di daratan yang tandus dan gersang yaitu di Mekah. Air ini telah ada sejak jaman Nabi Ibrahim as bahkan sampai sekarang telah ada kurang lebih 4000 tahun. Air Zamzam merupakan air yang unik karena kadar airnya bukan berkurang seperti sumber air lainnya, tetapi kadar air Zamzam terus bertambah seiring dengan pertambahan jumlah pemeluk agama Islam. Asal kata Zamzam dalam bahasa Arab artinya yang banyak atau melimpah hal ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Karena walau pun air Zamzam diambil dan diminum oleh seluruh umat Islam di penjuru dunia tetapi sampai sekarang jumlahnya tidak pernah habis. Selain Zamzam nama lain dari air zamzam yaitu Asy-syifa, Ath-thoyibah, Barrah dan lainnya. Ketika seorang muslim hendak meminum air Zamzam, menurut Ibnu Taimiyah disunahkan untuk meminumnya sampai benar-benar kenyang dan berdoa ketika meminumnya dengan doa yang dikehendakinya. Sedangkan menurut Abu Dzar Al-ghifari, beliau pernah berkata, selama 30 hari aku tidak menemukan apapun makanan kecuali air zamzam, aku menjadi gemuk dan lemak di tubuhku menjadi hilang, karena meminumnya dan aku tidak merasakan rasa lapar. Keistimewaan lain dari air Zamzam adalah ketika kita meminumnya dan kita meniatkan minum air Zamzam tersebut sebagai obat, maka air Zamzam akan berfungsi sebagai obat. Dan jika kita meminumnya dan meniatkan sebagai penghilang rasa lapar maka air Zamzam pun akan berfungsi sebagai minuman yang mengenyangkan baginya. Dalam sejarah singkatnya, air Zamzam ditemukan oleh Siti hajar yang sedang mencari-cari air untuk nabi Ismail kecil yang sangat kehausan, hingga Siti hajar pun berlari-lari antara bukit Shafa dan marwah mencari air. Atas kuasa Allah air Zamzam pun ditemukan. Dan hal ini menjadi salah satu rukun ibadah haji yaitu Sa’i.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *