Agama Islam adalah agama yang sangat menghormati akan kedudukan perempuan. Masa sebelum Islam ketika perempuan hanya dijadikan sebagai objek pemuas nafsu dan tidak jauh bedanya dengan barang dagangan, masa dimana laki-laki lebih diutamakan dari perempuan, masa dimana betapa malu dan hinanya sebuah keluarga yang mempunyai seorang anak perempuan. Bahkan saking marah dan malunya mereka lebih baik menguburkan anak perempuannya hidup-hidup dari pada menrurusnya dengan penuh kehinaan. Dalam situasi seperti ini, maka Islam mengangkat tinggi derajat perempuan, bahwa kedudukan setiap orang adalah sama, baik laki-laki maupun perempuan. Hanya satu yang menjadi pembeda keduanya yaitu ketakwaannya.
Dalam Al-Qur’an banyak kita temukan ayat-ayat yang membahas tentang perempuan, bahkan salah satu surat terpanjang dalam Al-Qur’an dinamai An-Nisa (perempuan) dan Maryam (nama perempuan ibu dari Nabi Isa as). Namun ketika perempuan begitu dimuliakannya dalam Al-Qur’an mengapa ada istilah bahwa Siti hawa adalah penyebab dari diturunkannya Nabi Adam as ke bumi, sehingga menjadikan perempuan sebagai biang masalah bagi seorang lelaki. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam QS Ar-Ruum:21,
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. Dari ayat diatas Allah Swt menjelaskan bagaimana kedudukan perempuan yang begitu istimewa, yang dengan kasih sayang seorang perempuan seorang lelaki akan merasa tentram dalam kehidupannya.
Lebih jauh dalam hadits-hadits Rasul Saw banyak menyebutkan tentang mulianya seorang perempuan, Rasul Saw pernah bersabda yang intinya bahwa doa yang diucapkan oleh perempuan lebih cepat akan dikabulkan-Nya karena adanya rasa kasih sayang dalam perempuan, dan seseorang yang terdapat rasa kasih sayang dalam dirinya maka akan cepat pula dikabulkan doanya. Seorang perempuan bisa lebih mulia dari laki-laki tergantung kepada ketakwaan dalam akhlaknya dan bisa juga lebih hina tergantung juga kepada ketakwaannya.
Wallahu A’lam