Pantang Menyerah Dalam Memahami Kegagalan
“Gara-gara kamu begitu aku yang disalahin”. Kalimat yang cenderung menjadi kebiasaan ketika adanya kegagalan yang terjadi. Untuk sebagian kasus yang terjadi mungkin bisa jadi kegagalan tersebut karena ada unsur orang lain yang menjadi penyebabnya, tetapi terlalu sering menyalahkan orang lain dalam setiap “kegagalan” kita adalah suatu perbuatan yang dapat mengganggu tata aturan yang berlaku di masyarakat. Ketika ada pemahaman bahwa kegagalan berarti akhir dari perjuangan itu sangat keliru. Karena kita pasti pernah dengar istilah ini ‘kegagalan adalah kemenangan yang tertunda”, disini artinya masih ada kesempatan lain yang disediakan Tuhan untuk memperbaikinya. Kesempatan cuma satu kali tetapi harapan akan terus ada selama perjuangan yang terus dilakukan dan pantang menyerah yang menyertai diri. Ketika anak kecil yang sedang belajar berjalan lalu ia terjatuh dan terjatuh lagi ketika belajar berjalan, apakah anak tersebut lantas menyerah atas apa yang terjadi padanya. Tentunya tidak, karena kita yakin ketika anak kecil tersebut menyerah atas yang terjadi padanya dan memutuskan untuk tidak lagi mencoba belajar berjalan,,dapat dipastikan sampai usia anak tersebut dewasapun akan susah untuk berjalan karena ia sudah kalah ketika kegagalan menimpanya. Atau cerita lain yang paling ngehits, ketika Thomas Alfa Edison membuat bola lampu, kegagalan selalu menyertainya bahkan sampai percobaan yang kesekian ratusanpun ia masih gagal, tetapi semangat pantang menyerah yang menyertainya membuatnya berhasil membuat bola lampu yang bermanfaat bagi semua. Tidak perlu ada yang disalahkan ketika mengalami kegagalan dalam suatu hal, karena  akhirnya suatu keberhasilan pasti akan bisa diraih, yang menjadi permasalahannya adalah usaha dan waktu yang diperlukan. Adakalanya keterlambatan atau penundaan yang terjadi bisa menjadikan diri lebih siap dan kuat ketika kesuksesan besar diraih. Sudah menjadi kodratnya pohon yang tinggi pasti akan ditempa dengan angin yang besar pula, sehingga pohon tersebut menguatkan dirinya sewaktu masih kecil untuk siap menopang dan menahan angin yang besar. Begitupun juga kita sebagai manusia, berpikiran positif akan kegagalan yang terjadi hari ini, mempersiapkan kita untuk lebih kuat lagi menerima kesuksesan besar yang akan datang yang tentunya dengan cobaan yang besar yang siap menyertai. Yakin dan pasti akan terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *