Praktek Shalat Istikharah
Setiap manusia pasti pernah mempunyai pilhan-pilihan dalam hidupnya, baik berupa pilihan yang berasal dari dirinya sendiri maupun pilihan yang datangnya dari pihak luar. Terkadang dalam mengatasinya harus ada keputusan yang tepat, yang dapat memberikan solusi atau keputusan yang berdampak baik bagi diri atau orang lain yang terlibat. Namun bagi sebagian diantara kita terkadang dalam mengatasi suatu pilihan suka mengambil jalan yang salah, yang mengakibatkan kerugian tersendiri. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian penting, karena sering kita lihat diberbagai media mereka yang salah jalan dalam mengambil suatu keputusan, misalnya dengan mendatangi dukun untuk pemecahan suatu permasalahannya. Agama Islam mengajarkan kepada kita dikala mengahadapi berbagai persoalan atau pilihan hidup dengan cara shalat istikharah, yang mudah-mudahan dapat menjadi jalan keluarnya. Shalat istikharah adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika seseorang hendak memohon petunjuk Allah dalam memutuskan suatu perkara diantara pilihan-pilihan yang dihadapi. Pada jaman Nabi Saw sebelum datangnya Islam, masyarakat jahiliyah melakukan undian (azlam) dengan anak panah atau yang lainnya untuk menentukan pilihan. Namun setelah Islam datang, Allah melarang cara seperti ini dan menggantinya dengan shalat istikharah. Hal ini berdasarkan dalil dari jabit Bin Abdullah ra, rasul berkata. “Rasulullah Saw mengajari para sahabatnya untuk shalat istikharah dalam setiap urusan, sebagaimana beliau mengajari surat dari Al-Qur’an. Beliau bersabda, “Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua rakaat selain shalat fardhu, kemudian hendaklah ia berdoa”. Mengenai pelaksanaannya shalat istikharah sama dengan shalat sunah yang lainnya, dikerjakan dengan dua raka’at satu salam. Bacaan dan surahnya pun seperti pada umumnya, dan dianjurkan berdoa dengan memohon satu pilihan atas apa yang menjadi pilihan kita. Untuk jawaban dari istikharah bagi sebagian kita, ada yang berkeyakinan dengan mimpi, padahal dalam mimpi tidak mesti jadi jawaban atas istikharah kita. Karena tidak ada keterkaitan antara istikharah dengan mimpi, dalam mimpi setan memiliki peluang untuk mempermainkan seorang hamba. Jadi jangan lantas percaya bahwa jawaban istikharah adalah mimpi. Istikharah dilakukan ketika seseorang bertekad untuk melakukan satu hal tertentu, bukan sebatas lintasan batin. Kemudian dia pasrahkan kepada Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *