Kota Pahlawan atau provinsi yang berada di Jawa Timur ini merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan populasi penduduk sekitar tiga juta orang, Surabaya telah menjadi kota metropolis dengan beberapa keanekaragaman yang kaya di dalamnya. Selain itu, Surabaya telah menjadi pusat bisnis, perdagangan, industry, dan pendidikan di Indonesia. Surabaya juga menjadi pelabuhan utama dan pusat perdagangan komersial di wilayah timur Indonesia, dan sekarang menjadi salah satu kota terbesar di Asia Tenggara. Bersama Lamongan di Barat Laut, Gresik di Barat, Bangkalan di Timur Laut, Sidoarjo di Selatan, Mojokerto dan Jombang di Barat Daya menjadi kesatuan yang dinamakan “Gerbang Kertosusila” seperti Jabotabek dan sekitarnya. Meskipun Surabaya di huni oleh etnis dan suku bangsa tapi bahasa yang digunakan sehari-hari sebagian besarnya menggunakan bahasa Jawa dengan dialect khas yang disebut suroboyoan (berintonasi dalam, tinggi dan terkesan keras).
Surabaya layak disebut sebagai kota pahlawan, tidak hanya peristiwa pada 10 Nopember 1945, tetapi karena kemunculan nama Surabaya itu sendiri berkaitan erat dengan kemenangan Raden Wijaya saat melawan pasukan Tartar, bahkan hari jadi Surabaya pada tanggal 31 Mei 1293 adalah tanggal saat prajurit Majapahit mengalahkanpasukan tartar, meskipun ada banyak versi tentang asal usul nama Surabaya ini namun semuanya terkait peristiwa Raden Wijaya tersebut. Versi pertama menurut banyak buku berasal dari kata Sura dan Baya; Sura berarti jaya, menang, selamat sedangkan Baya artinya bahaya. Sehingga Surabaya artinya selamat dari bahaya, ini berarti berhasilnya mengalahkan pasukan tartar oleh pasukan Majapahit. Versi kedua berasal dari kata Suro dan Boyo; Suro berarti ikan suro (ikan hiu besar) dan Boyo berarti buaya. Disini Suro merupakan pasukan Tartar yang datang dari laut sedangkan pasukan Majapahit digambarkan dengan Boyo yang menyerang dari darat. Dan versi ketiga berasal dari legenda tentan dua prajurit Majapahit bernama Jaka Sura dan Jaka Baya, kemenangan Majapahit atas bangsa Tartar tidak terlepas dari kontrubusi mereka berdua dalam pertempuran, sayang mereka berdua sangat sombong dan mengganggap merekalah manusia yang paling kuat, hingga ada seorang orang tua yang sakti mengutuk mereka; Jaka Sura menjadi ikan sura dan Jaka Baya menjadi buaya. Hal ini ternyata tidak membuat mereka berubah, mereka masih saja bertengkar untuk memperebutkan wilayah dan makanan masing-masing sehingga terjadi pertempuran yang dahsyat antara mereka kedua binatang tersebut. Pertemuran baru berakhir saat mereka sama-sama mati, Raden Wijaya yang melihat pertempuran tersebut menamakan tempat itu dengan nama Surabaya.