Adat Istiadat Pernikahan Budaya Sunda (Bagian 2)
adat sunda 2Setelah menegetahui rentetan acara pernikahan dalam adat Sunda, maka dalam artikel ini saya akan melanjutkan rentetan berikutnya. 4.         Midadaren Adat kebiasaan zaman dahulu calon pengantin laki-laki atau perempuan, lima hari atau seminggu sebelum menikah tidak boleh keluar rumah. Mereka dijaga oleh tukang rias (juru rias).  Calon pengantin wanita biasanya menjaga berat tubuhnya agar terlihat langsing dan luluran agar saat didandani menjadi bercahaya. Adat midadaren dilakukan pada malam hari sebelum akad nikah yaitu mandi dengan air bekas ngeyeuk seureuh, dan didandani serta duduk di pelaminan untuk menerima tamu undangan yang sekedar nyambungan (memberikan amplop / makanan) dan dibalas dengan besek atau idangan (makanan). Dikampung atau di pedesaan adat ini masih berlaku dan juga orang mampu, tapi ada juga dengan mengadakan syukuran dengan cara pangaosan (pengajian) dengan mengundang mubligh atau dai’ kondang. 5. Akad Nikah Akad nikah adalah hal yang benar-benar wajib dilakukan dan termasuk rukun  nikah. Akad nikah atau ijab qabul dari wali nikah pada calon pengantin laki-laki. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah mas kawin nya. Biasanya berupa uang, perhiasan, banyak pula yang menggunakan aseperangkat alat solat. Ijab qabul ini zaman dulu dilaksanakan di mesjid, tapi sekarang banyak dilakukan di rumah dengan mengundang penghulu. Setelah itu, pengantin sungkem kepada orang tua dan mertua sebagai permohonan maaf dan do’a restu. 6. Upacara Sawer dan Buka Pintu Upacara ini dilakukan di luar ruangan yaitu panyaweran (pelimbahan dekat tangga rumah). Zaman dahulu, sebelum acara saweran ini, pengantin diarak keliling kampung menggunakan kereta kencana dan diringi music gamelan. Setelah sampai di panyaweran, juru sawer sudah siap melantunkan syair dan pengantin di sawer menggunakan beras, irisan kunyit, gulungan sirih, uang dan permen yang disatukan dalam wadah bokor. Setelah saweran ada acara nincak endog (upacara menginjak telur oleh pengantin laki-laki). Pengantin laki-laki ini harus menginjak telur dan elekan sampai pecah, kemudian pengantin wanita membasuh kaki pengantin laki-laki dengan air dari kendi yang telah disiapkan sebelumnya, setelah itu kedua pengantin memecahkan kendinya. 7.         Upacara Huap Lingkung Di dalam rumah sudah disediakan perlengkapan huap lingkung yaitu pengantin saling menyuapi secara serentak yang merupakan akhir dari rentetan upacara adat pernikahan orang Sunda. Acara ini terdiri atas beberapa kepal nasi kuning ketan, dua gelas air untyk minum dan sebuah bakakak ayam (panggang ayam) untuk diperebutkan. Konon, barang siapa yang mendapatkan bagian paling besar berarti itu yang akan besar menyumbang dalam rumah tangganya.   Selain rentetan acara yang telah disebutkan, ada juga yang disebut Upacara Numbas yaitu hadiah kepada pengantin wanita yang sudah menjaga kesuciannya sampai pernikahan.  Ada juga istilah munduh mantu yaitu mengadakan selamatan atau syukuran di tempat laki-laki dengan mengundang keluarga atau family keluarga wanita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *