Ketika peserta didik mendengar kata pelajaran matematika, maka dapat dipastikan rata-rata anak akan membayangkan deretan rumus yang rumit dan berpikir bahwa matematika itu pelajaran yang menakutkan. Padahal ada yang mengatakan bahwa matematika itu adalah “Queen of Science”, ratu dari segala ilmu. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya alat-alat yang dibuat dengan perhitungan matematika. Meskipun teori fisika, tapi tetap perhitungannya menggunakan perhitungan matematika.
Kendala yang dihadapi saat peserta didik mempelajari matematika adalah konsep mereka yang menyatakan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Pemahaman seperti ini harus segera dihilangkan, karena sekarang sudah banyak metode pembelajaran yang memiliki konsep bermain sambil belajar. Belajar matematika tidak harus monoton seperti dulu, guru menerangkan, murid memperhatikan dan mengerjakan soal yang diberikan. Metode yang harus digunakan supaya peserta didik menyukai pelajaran matematika adalah pembelajaran yang membuat peserta didik semua aktif dalam pembelajaran.
Salah satunya adalah metode pembelajaran dari Zoltan P. Dienes yang dibuat untuk meningkatkan pengajaran matematika yang lebih mengutamakan pada pengertian, sehingga matematika itu lebih mudah dipelajari dan lebih menarik. Dienes berpendapat bahwa ada 6 tahap dalam belajar dan mengajarkan konsep matematika, yaitu:
1. Bermain bebas
Bermain bebas adalah tahap permulaan anak-anak belajar matematika. Anak bermain dengan benda konkrit matematika. Mereka belajar bebas, tidak diatur dan tidak diarahkan. Dengan bermain bebas secara tidak disengaja anak berkenalan dengan konsep matematika melalui benda konkret.
2. Permainan
Pada tahap ini, anak mulai mengamati pola, sifat kesamaan dan ketidaksamaan yang diwakili oleh benda-benda konkret. Melalui permainan, konsep matematika akan tertanam dalam benak anak. Tentunya mutu permainan harus diperhatikan.
3. Penelaahan sifat bersama
Pada tahap ini peserta didik dapat menelaah sifat bersama dari konsep yang disajikan dalam benda-benda kongkrit, sehingga peserta didik dapat menentukan contoh dan bukan contoh.
4. Representasi
Representasi dapat berupa diagram atau lisan. Peserta didik belajar membuat pernyataan tentang konsep yang ditemukan pada tahap ke 3.
5. Penyimbolan
Pada permulaannya, peserta didik belajar membuat simbol sendiri, tetapi demi keseragaman, akhirnya gurulah yang harus menentukan yang disesuaikan dengan simbol yang berlaku dalam matematika.
6. Pemformalan
Tahap terakhir ini, peserta didik belajar mengorganisasikan konsep-konsep matematika, sehingga sampai kepada aksioma, dalil atau teori
Karena matematika merupakan ilmu seni kreatif, maka matematika harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu seni yang menyenangkan, kreatif dan tidak monoton.