Berlibur ke Pantai Pameungpeuk Liburan sekolah tahun yang lalu saya tidak pergi kemana β mana disebabkan kebetulan ibu tengah sakit. Dalam liburan sekolah tahun ini, kami sekeluarga memastikan untuk berlibur ke Pantai Santolo dimana secara geografis letaknya berada di sebelah selatan Kota Garut-Jawa Barat yang sering di sebut-sebut sebagai wilayah Garut Selatan. Suatu pantai yang eksotik berpasir putih dengan hamparan air yang sangat luas mampu memberikan suguhan keindahan panorama alam yang sungguh tiada ternilai harganya. Meskipun belum banyak pencinta pariwisata yang mengenal pantai santolo, tetapi saya sangat berantusias untuk mengunjungi pantai ini, pantai yang sangat jauh dari pusat kota, tetapi saya tidak khawatir karena pantai ini memiliki daya magnet tersendiri, meskipun belum banyak pencinta pariwisata yang mengenalnya tetapi pantai ini tidak pernah kehilangan pengunjung, buktinya pada saat saya berada disitu terjadi kemacetan selama kurang lebih 4 jam akibat ramainya pengunjung yang datang mengunjngi pantai ini baik dari kota garut maupun daerah luar kota garut.
Keesokan harinya saya dan keluarga melanjutkan liburan saya d pantai sayang heulang. Pantai yang berada di desa mancagahar kecamatan pamengpeuk yang berjarak sekitar 89 km dari Kota Garut ini pun tidak kalah serunya, seharian kami menghabiskan waktu di tempat ini, dari mulai berenang, memancing ikan, menaiki perahu sampai terbentur karang dilautan pun kami merasa senang walaupun faktanya itu terasa menyakitkan. Ketika matahari mulai tenggelam kami sekeluarga bergegas untuk melihat dan menikmati suasana sunset di pantai ini, sungguh anugrah terindah, panorama alam yang tak ternilai harganya. Kami berada di Pamengpeuk kurang lebih selama 4 hari. Selama itu kami mendatangi banyak lokasi, setelah kami mengunjungi Pantai Santolo dan Sayang Heulang kami bergegas melanjutkan liburan ke sebuah kampong terpencil dan sangat jauh dari pusat keramaian yang di sebut dengan kampong dukuh. Kampung Dukuh merupakan desa dengan suasana alam dan tradisi yang dilandasi pia budaya religi yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh mempunyai pandangan hidup yang berdasarkan pada sufusme pada Mazhab Imam Syafii. Landasan budaya tersebut berpengaruh pada bentukan fisik desa tersebut serta adat istiadat masyarakat. Masyarakat Kampung Dukuh sangat menjunjung keharmonisan dan keselarasan hidup bermasyarakat.
Paham ini berpengaruh pada bentukan bangunan di Kampung Dukuh yang tidak menggunakan dinding dari tembok, atap dan genteng serta jendela kaca. Hal itulah yang mendorong saya dan keluarga berminat mengunjungi kampong ini, saya dan keluarga ditawari oleh salah satu warga setempat untuk pergi mengunjungi sanggar seni dan budaya yang ada di situ, karena saya sangat menyukai seni, saya merenghek kepada ayah saya untuk menerima ajakan warga tersebut, walaupun jaraknya yang sangat jauh. Setelah di wawancarai, terdapat 7 sanggar seni dengan 52 anggota yang berada di kampong tersebut. Banyak kenangan dan pengalaman dahsyat yg kami peroleh selama kami berada di daerah Pamengpeuk. Hilang sudah lelah serta stress sekembalinya kami dari tempat wisata kec. Pameungpeuk. Bermacam rupa oleh-oleh bakal kami bagikan kepada family, kawan-kawan serta sahabat-sahabat saya.