Hakikat manusia sebagai makhluk yang terkadang khilaf dan lupa menyebabkan dirinya suatu saat pasti pernah mengalami yang namanya berbuat dosa dan maksiat. Ini dikarenakan manusia dengan hawa nafsunya terkadang tidak dapat terkontrol oleh dirinya sendiri, sehingga membawanya mengikuti godaan iblis laknatullah. Oleh karena itu memiliki sikap selalu berdoa dan memohon petunjuk kepada-Nya menjadi hal yang harus dilakukan untuk memperbaiki diri dan menghindari perbuatan dosa agar yang menjadi kesalahan tidak terjadi secara berulang-ulang.
Allah Swt berfirman, “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar”. (QS. Fushilat:35). Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa seseorang akan mempunyai sifat-sifat yang baik yang sesuai dengan aturan agama jika dalam dirinya ada sifat sabar. Sifat yang menyendarkan segalanya kepada Allah. Yang namanya manusia terkadang tidak jujur akan dosa dan kesalahan yang telah dilakukannya, ia sering membela apa yang sebenarnya merupakan kesalahannya. Padahal jika saja manusia jujur atas kesalahan yang dilakuakan dan memperbaiki diri dari kesalahannya maka seseunggunya itu lebih baik dan mulia baginya.
Ketika seseorang berbuat dosa maka tidak berarti kita secara bebas dan seenaknya untuk melakukan dan menilai akan kesalahannya. Apalagi jika kita ingin memberitahu akan kesalahan yang telah dilakukannya. Ada beberapa adab-adab yang harus kita lakukan agar apa yang kita sampaikan tidak menyinggungnya secara langsung. Yang berakibat justru malah mendatangkan permusuhan antar sesama. Diantara adab yang harus kita perhatikan yaitu:
- Dilakukan dengan cara yang bijaksana
- Dengan cara yang baik
- Menenangkan dan melapangan dada
- Santun, dengan cara yang baik
- Menggunakan kalimat yang tidak menyinggung secara langsung
- Nasihat dengan cara diam-diam tidak disampaikan di depan umum.