Segala yang terjadi di alam dunia ini, satu sama lain saling berkaitan atau adanya sebab pasti ada akibat (kualitas). Adanya belajar yang serius dan rajin maka insya Allah akan mendatangkan kepintaran dan kecerdasan. Begitu pun ketika kita rajin bekerja maka kemudahan dalam rizki akan didapatkan. Allah Swt telah mengatur segalanya berkaitan, orang yang ingin masuk surga tetapi ia tidak pernah melaksanakan ibadah kepada Allah, keinginannya untuk masuk surga hanya sebatas keinginan saja tanpa ada usaha untuk meraihnya.
Padahal ketika Allah memberikan keindahan surga maka dibarengi dengan jalan dan langkah menuju surga tersebut. Hal yang sama juga berlaku tatkala kita berdosa kepada Allah maka tunggu saja bencana yang akan datang menimpa. Sebagaimana yang diterangkan di dalam QS Ar-ruum:41, Allah Swt berfirman,”
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Seorang ulama’ yang bernama Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu memberikan penjelasannya bahwa Allah itu Maha Adil dan Maha Bijaksana, Ia tidak akan menurunkan bala’ dan bencana atas suatu kaum kecuali karena perbuatan maksiat dan pelanggaran mereka terhadap perintah-perintah Allah
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, seringkali kita memandang bahwa segala musibah yang terjadi pada manusia hanya berfikir dengan sifat rasional, karena semuanya bisa dibuktikan penyebabnya dengan akal. Misalnya ketika terjadinya musibah, tanah longsor, banjir, kebakaran, kelaparan dan lannya, hanya dianggap sebagai suatu fenomena yang dapat dijelaskan secara logika. Sehingga solusi-solusi yang ditawarkannya pun jauh dari penghilang sebab utama yaitu bentuk kemaksiatan manusia kepada Allah Swt. Berfikir secara rasional memang boleh dan dibenarkan tetapi jika itu dijadikan patok utama tanpa melibatkan Allah di dalamnya, maka segala bencana yang ada akan tetap ada.
Wallahu A’lam