Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari setiap manusia pasti menginginkan kehidupan yang berkecukupan, baik itu berupa harta maupun kesempurnaan jasmani. Tetapi terkadang kita tidak menyadari bahwa apa yang sudah diberikan Allah kepada kita merupakan titipan yang harus dijaga dan disyukuri atas nikmat yang sangat besar. Meskipun begitu kita sebagai manusia suka merasa bahwa apa yang sudah dimiliki tidak cukup, sebagai mahluk ciptaan Allah sudah seharusnya kita mencari rizki dengan cara yang diridhai Allah. Yaitu dengan cara berusaha dan berdo’a serta mengamalkan amalan pandatang rizki, diantaranya :
- Bertakwa. Takwa artinya menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Orang bertakwa senantiasa hidup dalam keadaan hati-hati (wara), dalam dirinya ada rasa takut kepada Allah, takut akan apa yang dia kerjakan ada dalam kesalahan. Janji Allah kepada orang yang bertakwa, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”. (QS At-Thalaq:2-3).Dalam ayat di atas Allah berjanji kepada orang yang bertakwa. Pertama, ia akan Allah berikan jalan keluar dari setiap permasalahan yang ia hadapi, baik itu masalah dunia maupun kelak nanti di akhirat. Kedua, bagi yang bertakwa Allah akan memberikan jalan rizki kepadanya dari jalan yang tidak pernah ia harapkan dan sangkakan sama sekali. Dalam tawakal kita meyakini bahwa tidak ada yang dapat merubah, mengganti, mengkayakan, memiskinkan dan segala hal lainnya selain dari pada Allah Swt. Jadi orang yang bertakwa adalah mereka yang menyerahkan segala hasil dari usaha maksimal mereka hanya kepada Allah Swt.
- Haji dan Umrah sebagai pendatang rizki, bersyukurlah bagi mereka yang pernah melaksanakan ibadah mulia yang termasuk rukun Islam yang ke 5 ini. Umrah dan haji adalah salah satu perbuatan yang dapat mendatangkan rizki, hal ini berdasarkan kepada hadits dari sahabat Abdullah bin Mas’ud, bahwa Rasul Saw bersabda, “Lanjutkan haji dengan umrah, karena sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa, sebagaimana api menghilangkan kotoran besi, emas dan perak. Dan tidak apa pahala haji yang mabrur itu melainkan surga”. (HR. Imam Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu khuzaimah dan Ibnu Hibban).
- Silaturahim. Kata silaturahmi sering terganti dengan kata silaturahim yang berasal dari kata Ar-rahim yang bermakna para kerabat dekat. Dalam artian disini kata silaturahim bermakna berbuat baik kepada kerabat dekat baik ada garis keturunan atau akibat dari pernikahan. Dalil yang mengatakan bahwa dengan silaturahim dapat mendatangkan rizki adalah sebuah hadits dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasul Saw bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya, dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim”. (HR Bukhari).