Pernah Terbelahkah Bulan?
Nabi Muhammad Saw adalah seorang nabi terakhir sebagai penutup para nabi (Khataman Nabiyyin), yang diutus oleh Allah Swt kepada umat terakhir. Allah Swt menurunkan berbagai mukjizat yang istimewa kepada nabi Muhammad Saw. Salah satu mukjizat istimewa yang diberikan kepada nabi Muhammad Saw yaitu peristiwa dapat terbelahnya bulan. Sebagai seorang muslim peristiwa terbelahnya bulan menjadi keyakinan tersendiri yang harus diyakini kejadiannya. Kejadian istimewa tentang terbelahnya bulan menjadi objek penelitian oleh para ilmuan, bahkan sampai sekarang pun para ilmuan masih meneliti tentang benar tidaknya kejadian tersebut melalui tanda-tanda yang ada pada bulan. Kejadian tentang terbelahnya bulan dapat kita temukan dalam Al-Qur’an terutama pada surat Al-Qomar ayat 1-2, Firman Allah Swt, “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan, Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus". Dalam firman ini Allah menjelaskan tentang peristiwa bulan yang terbelah sebagai mukjizat nabi Saw. Selain dalam Al-Qur’an keterangan mengenai terbelahnya bulan juga terdapat dalam hadits-hadits nabi, diantaranya hadits riwayat hadits Imam Bukhari, dari Anas bin Malik ra. “Bahwa penduduk Mekah meminta kepada Rasul Saw agar memperlihatkan suatu tanda (kenabian) kepada mereka, maka beliau pun memperlihatkan kepada mereka bulan yang terbelah dua sehingga mereka lihat gua hira di sela-selanya”. Namun tetap saja bagi penduduk Mekah yang kafir tidak percaya dengan hal tersebut dan menganggap peristiwa terbelahnya bulan hanya sebagai tipuan sihir dari nabi Muhammad Saw. Di era jaman sekarang peristiwa terbelahnya bulan dapat dibuktikan oleh para ilmuan, diantaranya yang dilakukan oleh NASA, dalam penelitian ditemukan fakta bahwa memang di permukaan bulan terdapat tanda-tanda bekas retakan yang panjang hingga ke dalam bulan sampai ratusan kilometer. Peristiwa ini pun belum dapat terpecahkan bagaimana bulan bisa terbelah dan menyatu kembali. Bagi kita sebagai seorang muslim tentunya hal tersebut harus diyakini denga iman kita, fakta 1400 tahun silam yang baru terungkap pada zaman teknologi canggih ini. Wallahu A’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *