Bahagia Dengan Baik kepada Sesama
Barang siapa yang menanam cabai maka ia akan memetik buah cabai dan barang siapa yang menanam kebaikan maka ia mendapat kebaikan pula. Segala perbuatan yang dilakukan di dunia, semuanya akan kembali kepada yang melakukan. Ketika ada seseorang yang rajin dalam membantu orang lain, maka ia pun akan mudah mendapat bantuan dari orang lain, dengan cara yang Allah Swt rencanakan untuknya. Dalam kehidupan dunia kita mengenal hukum kausalitas (sebab akibat), sebab kita rajin belajar, maka  prestasi pun insya Allah akan didapat, sebab rajin bekerja maka penghasilan pun akan di dapat. Allah menjamin kepada siapa saja yang berbuat baik kepada sesama manusia maka ia akan mendapat kebahagiaan, hidupnya penuh dengan kerelaan dan keikhlasan. Sikap baik kepada sesama dalam hubungan sosial sesama manusia (Hablumminannas), dapat mempererat hubungan silaturahmi. Ketika kita meyakini bahwa hidup di dunia ini hanya sebatas singgahan sementara yang terbatas maka sikap kita akan senantiasa menjaga diri atau orang lain disekitar kita dari perbutan jelek kita. Menjauhkan perbuatan yang sia-sia dan mubadzir, serta mengisinya dengan kegiatan yang positif. Misalnya menjaga lisan dari menceritakan dan menyakiti orang lain, menjaga tangan dari menganiaya dan menyakiti orang lain, serta menjaga hati dari perbuatan syirik kepada yang lain. Firman Allah Swt, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.  (QS. Ali-Imran:104). Menjadi fakta bahwa orang lain akan lebih senang kepada orang yang senantiasa berbuat baik kepada yang lain dari pada yang berbuat jahat kepada sesama. Hidup dialam dunia ini pendek, maka jangan pula diperpendek dengan perbuatan dosa dan maksiat. Karena manusia benar-benar rugi jika hidupnya hanya dipenuhi dengan keingkaran dan kejahatan kepada sesama. Firman Allah Swt, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-Asr:1-3). Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa hanya orang-orang yang mengerjakan amal saleh dan saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran adalah orang yang beruntung dan bahagia. Kebahagiaan yang tidak hanya di dapat di dunia saja tetapi juga di akhirat, bahkan nikmat di akhirat lebih besar baginya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *