Ketika saya bertanya pada ayah bagaimana caranya mengatasi jerawat, dia bilang tanyakan pada ibumu. Namun ketika saya melontarkan pertanyaan yang sama pada ibu, dia bilang tanyakan pada ayahmu. Kejadian ini bukan pertama kalinya terjadi. Sekiranya ayah tidak tahu jawaban dari suatu pertanyaan dia pasti melemparkannya pada ibu, tapi seringkali ibu juga tidak tahu jawaban tersebut sehingga dia melemparkan lagi pertanyaan itu pada ayah.
Kadang kesal juga dibuatnya. Kalau sudah begitu saya rasanya seperti bola ping-pong. Jadinya saya suka mengadu pada keduanya. Saya bilang pada mereka jawab saja tidak tahu dan saya tidak ada masalah dengan itu. Mendengar kekesalan saya ayah dan ibu masuk ke kamar. Mereka duduk di samping tempat tidur dan dengan jujur mereka katakan pada saya kalau mereka sebenarnya memang tidak tahu bagaimana caranya mengatasi jerawat.
Mereka meminta maaf kalau sudah membuat saya merasa bola ping-pong. Mendengar itu saya pun merasa sangat tidak enak. Saya juga meminta maaf pada mereka bahwa saya suka tidak dapat menahan emosi saya. Jadinya, ayah dan ibu ikut tiduran di tempat tidur saya dan bersama kami membuka laptop yang sudah dibawa ayah. Di internet kami membaca bersama beberapa artikel mengenai jerawat.
Senangnya jika sudah begitu. Kami bertiga jadi sangat akrab sekali. Sesekali menjadi bola ping-pong tak apalah. Bagi saya mereka berdua adalah orang tua terhebat yang ada di dunia. Saya sangat menyayangi mereka.