6 Rais Aam Syuriyah pertama NU
6 Rais Aam Syuriyah pertama NU Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie - belakang juga sering dieja atau Ashari Asy'ari (lahir di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur, 10 April 1875 - meninggal di Jombang, Jawa Timur, 25 Juli 1947 pada usia 72 tahun, 4 Jumadil Awwal 1292 H-6 Ramadhan 1366 H, dimakamkan di Cane Ireng, Jombang) adalah salah satu pahlawan Nasional Indonesia yang adalah pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa terbesar Islam di Indonesia . Nahdliyin dan ulama kalangan pesantren ia dijuluki sebagai "Hadratus Syekh" yang berarti guru besar. Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah (lahir di Jombang, 31 Maret 1888 - meninggal 29 Desember 1971 pada umur 83 tahun) adalah seorang pendiri NU ulama. KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang sarjana modern-minded, dakwah, ia mulai dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yang merupakan harian umum "Soeara Nahdlatul Oelama" atau Soeara NO dan Berita NU. Kiai Haji Bisri Syansuri (lahir di Pati, Jawa Tengah, 18 September 1886 - meninggal di Jombang, Jawa Timur, 25 April 1980 pada umur 93 tahun) adalah seorang sarjana dan pemimpin Nahdlatul Ulama (NU). Dia adalah pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang dan terkenal karena penguasaan di bidang hukum Islam. Bisri Syansuri juga pernah aktif dalam politik, antara lain, adalah anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mewakili Masyumi, anggota Majelis Konstituante, Ketua Dewan Syura Partai Persatuan Pembangunan dan Rais Aam Syuriyah NU. Dia adalah kakek dari Abdurrahman Wahid, Presiden keempat Republik Indonesia. K.H. Ma'shum Ali (lahir di Lasem, Rembang, 2 Maret 1915 - meninggal di Yogyakarta, 7 Desember 1989 di usia 74 tahun) adalah Rais Aam Syuriyah NT NU periode 1980-1984. Ahmad Siddiq (lahir di Jember, 24 Januari 1926 - meninggal di Indonesia, 23 Januari 1991 pada umur 64 tahun). KH. Yafie Ali (lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, 1 September 1926, usia 87 tahun) adalah ulama fiqh dan mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dia adalah pemimpin dari Nahdlatul Ulama, dan telah menjabat sebagai Rais Aam (1991-1992). Saat ini, ia masih aktif sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan, yang ia didirikan pada tahun 1947, serta sebagai anggota dewan penasehat untuk Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *