Asmat adalah nama sebuah suku yang terbesar dan paling terkenal dari banyak suku di Papua, Irian Jaya, Indonesia. Salah satu hal yang membuat Asmat terkenal adalah hasil dari ukiran kayu tradisional sangat khas. Beberapa ornamen / motif yang sering digunakan dan menjadi tema utama dalam proses patung ukiran yang dibuat oleh penduduk Asmat adalah tema dari nenek moyang suku mereka, biasa disebut mbis. Tapi bukan hanya itu, sering juga ditemukan ornamen / motif lain yang menyerupai perahu atau wuramon, yang mereka yakini sebagai simbol perahu yang membawa roh nenek moyang mereka pada sifat kematian. Untuk pribumi Asmat, seni ukiran kayu lebih merupakan perwujudan dari jalan mereka untuk melakukan ritual untuk menghormati arwah para leluhur.
Makanan pokok orang Asmat adalah sagu, hampir setiap hari mereka makan sagu dibuat sehingga titik-titik yang dibakar dalam api.Kegemaran lainnya adalah makan ulat sagu yang hidup dibatang pohon sagu, ulat sagu biasanya dibungkus daun kelapa, ditaburi sagu, dan dibakar api dalam sayuran.Selain itu, ikan bakar digunakan sebagai pelengkap. Namun, yang menjadi perhatian adalah masalah sumber air bersih. Air sulit didapat karena tempat tinggal mereka adalah lahan berawa.Terpaksa menggunakan air hujan dan air rawa sebagai air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Daerah mereka tinggal di sangat uniki. Wilayah Asmat telah menjadi kabupaten tersendiri dengan Kabupaten Asmat nama atau kecamatan 7 Distrik.Hampir hujan setiap hari dengan curah hujan 3000-4000 mm / tahun . terkait masih berlangsung pasang surut laut yang masuk juga kewilayah ini, sehingga tidak mengherankan bahwa tanah adalah sangat lembut dan berlumpur.Jalan hanya terbuat dari papan kayu ditumpuk di tanah yang lembek.Praktis tidak semua kendaraan bermotor bisa melewati jalan this.The berjalan harus berhati-hati agar tidak terpeleset, terutama saat hujan.
Dalam memenuhi kebutuhan biologis, baik pria maupun wanita dilakukan di lapangan atau kebun, sementara pria pulang dari berburu dan wanita sedang bekerja di ladang. Selain itu, ada acara unik lainnya dimana anak babi disusui oleh wanita suku sampai usia 5 tahun.