Tambak
Masyarakat di sepanjang pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, dan pantai di barat daya Sulawesi mengembangkan budidaya bandeng dan udang. Mereka membudidaya ikan dan udang di kolam-kolam yang dikenal sebagai tambak. Tambak berada di dekat batas darat hutan bakau. Saluran-saluran digali agar air payau yang membawa jentik-jentik, anak ikan, dan zalmakanan alami dapat masuk pada saat air pasang. Saluran-saluran ini sekaligus bermanfaat sebagai pembuangan, karena ikan dan udang memerlukan pergantian air secara teratur. Sistem tradisional ini berubah secara bertahap. Petani-petani tambak menemukan bahwa mereka dapat meningkatkan produksi dengan menangkap anak ikan di paya-paya hutan bakau untuk mengisi kembali tambak serta menambahkan pupuk alami dan anorganik - dan yang lebih baru adalah pakan pabrik - ke dalam air tambak. Perubahan ini seringkali disebut sebagai sistem ekstensifikasi yang ditingkatkan. Di bagian utara Jawa, seiring dengan pergeseran budaya perairan menjauhi garis pantai, petani memasang pompa diesel untuk mengisi tambak mereka dengan air payau . Tambak Ketika harga udang dunia naik pada awal tahun 1980-an, 6anyak petani ikan di wilayah lndonesia beralih ke sistem produksi yang jauh lebih intensif yang tidak lagi bergantung kepada air payau. Sawah-sawah yang terletak agak di pedalaman dirombak menjadi tambak-tambak karena kelandaian permukaan tanahnya memudahkan pembuangan air. pompa digunakan untuk menyedot air ke kolam-kolam. Di san a air taut dicampur dengan air tawar dari saluran-saluran irigasi untuk memperoleh kadar garam yang sesuai sebelum dimasukkan ke dalam tambak. Air tersebut kemudian dipindahkan ke tambak yang dilengkapi dengan alar pemasok udara berbentuk roda. pada sistem intensif ini, udang sepenuhnya dibudidayakan dengan makanan ikan buatan pabrik. Perkembangan ini pada awalnya dirihat sebagai jalan yang penting untuk menciptakan peruang kerja yang produktif bagi nelayan. Di samping itu, perkembangan ini merupakan sarana yang berkemungkinan untuk membangkitkan pendapatan dan devisa negara melalui hasil dari ekspor udang. Bentuk pekerjaan lain yang herhubungan dengan budidaya udang dapat dikembangkan pula: misarnya usaha penetasan, pengangkutan, dan pengolahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *