Bahasa merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan individu untuk dapat berberinteraksi dengan komunitas di lingkungannya. Bahasa adalah cara termudah bagi seseorang untuk dapat menyempurnakan dirinya sebagai makhluk sosial. Dengan bahasa, seorang individu dapat saling bertukar informasi. Dengan kata lain, secara tidak langsung kita ikut mengembangkan diri dari individu lain, begitupun sebaliknya. Suatu komunitas yang saling berinteraksi dengan menggunakan suatu bahasa tertentu, menjadikan komunitas tersebut berbeda dengan komunitas lainnya. Artinya, bahasa juga dapat dikatakan sebagai identitas suatu komunitas atau masyarakat.
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku tersebut memiliki beragam bahasa sebagai salah satu identitas suatu suku bangsa. Contohnya, Suku Sunda yang berbahasa sunda di Provinsi Jawa Barat. Bahasa sunda merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia. Namun, dengan adanya perkembangan zaman serta efek negatif dari globalisasi yang tidak terkendali, penutur bahasa Sunda kini semakin berkurang, khususnya di kalangan remaja dan mahasiswa.
Eksistensi suatu bahasa tergantung pada penuturnya. Kenyataan yang muncul adalah berkurangnya anak muda suku asli Sunda yang berbahasa Sunda sopan, baik dan benar bahkan tidak menggunakan bahasa Sunda sama sekali dalam kehidupan sehari-harinya. Banyak hal atau penyebab dari fenomena ini. Penyebabnya bisa diakibatkan oleh pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan yang terparah dikarenakan rasa gengsi menggunakan Bahasa Sunda. Para remaja dan anak muda merasa lebih percaya diri menggunakan bahasa Indonesia. Memang Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional, tapi bukan berarti kita harus melupakan bahasa daerah kita, bahasa Sunda. Lebih parahnya lagi, beberapa dari mereka merasa lebih keren ketika berbahasa asing. Fenomena ini diperparah dengan dihapuskannya bahasa daerah dari Kurikulum 2013, yang berarti bahasa sunda pun akan dihapuskan. Kenyataannya, bahasa Asing memang menjadi tuntutan zaman, tapi bahasa daerahlah yang tetap menjadi identitas kita.
Akhirnya cepat atau lambat, fenomena seperti ini akan mengakibatkan masalah hilangnya identitas diri suatu suku bangsa yang berarti pincangnya suatu nilai kebudayaan dari suatu bangsa. Maka dari itu, pelestarian bahasa sangatlah penting. Menuturkan bahasa ibu adalah cara termudah untuk melestarikan eksistensinya. Atau apa kita harus menunggu bahasa sunda direbut oleh bangsa lain agar dalam diri kita muncul rasa memiliki dan rasa nasionalisme? Apabila hal tersebut terjadi, lalu apakah arti nasionalisme yang sesungguhnya?