Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya benar-benar menggantungkan hidupnya pada segala apa yang ada di bumi. Bumi yang saat ini kita tempati memang sangat kaya akan segala hal yang kita butuhkan untuk bertahan hidup. Ketika zaman dahulu bumi benar-benar sangat kaya, mulai dari hutan yang sangat lebat yang merupakan tempat tinggal bagi makhluk hidup lainnya, hutan juga berfungsi untuk menahan bencana banjir, longsor, kekeringan dan sebagainya. Selai hutan, bumi kita juga sangat kaya akan kehidupan laut. Laut memberikan sumber makanan bagi manusia, seperti ikan, udang, bahkan minyak bumi yang dipakai manusiapun berasal dari dasar laut yang dalam. Semakin hari pertumbuhan atau perkembangbiakan manusia semakin tak terbendung lagi, akibatnya banyak lahan hutan yang dijadikan tempat pemukiman, laut pun di ekspolrasi secara brutal. Apalagi dengan adanya kemajuat teknologi yang pesat membuat manusia semakin mudah untuk menggali segala sumber daya alam yang ada di alam tanpa berfikir secara logis dan arif.
Sungguh sangat ironis jika kita membayangkan hal ini selalu terjadi di belahan bumi kita ini, akibatnya tentu akan merugikan banyak orang. Tidak hanya manusia tetapi makhluk lainnya pun merasakan akibatnya. Akhirnya kehidupan dibumi pun mulai terancam dengan datangnya bencana alam yang silih berganti. Mulai dari bencana banjir, kekeringan, gunung meletus, gempa bumi sampai Tsunami. Mungkin alam sangat marah dengan kerakusan kita sehingga bencana datang silih berganti.
Bencana yang paling dahsyat pernah melanda sebagian wilayah bumi adalah bencana Tsunami. Tahun 2004 tsunami pernah mampir di Indonesia tepatnya di Nangroe Aceh Darussalam, Tsunami juga pernah berkunjung ke jepang pada tahun 2011 dan meluluh lantakan serta merenggut banyak nyawa manusia.
Tsunami adalah ombak berukuran raksasa, yang menerjang jauh ke daratan. Tsunami biasanya terjadi karena adanya goyangan dahsyat di laut, seperti gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, dan sebaginya. Ombak tsunami sangat tinggi. Menurut berita yang beredar, ombak tsunami yang melanda Aceh tingginya sampai sekitar 15 meter. Jika diukur dengan ketinggian rumah, kira-kira sama dengan rumah 3 lantai. Kecepatan ombak tsunami sangat dahsyat bisa bergerak mencapai kecepatan 900 kilometer/ jam. Ukuran kecepatannya bahkan lebih dari kecepatan mobil balap Formula 1.
Tsunami memang sangat dahsyat dan bisa melanda daerah tempat tinggal kita. Jadi cobalah untuk lebih bersahabat dengan alam dan melestarikannya agar bumi yang kita tempati dapat diselamatkan dan meberikan manfaatnya.
Sungguh sangat ironis jika kita membayangkan hal ini selalu terjadi di belahan bumi kita ini, akibatnya tentu akan merugikan banyak orang. Tidak hanya manusia tetapi makhluk lainnya pun merasakan akibatnya. Akhirnya kehidupan dibumi pun mulai terancam dengan datangnya bencana alam yang silih berganti. Mulai dari bencana banjir, kekeringan, gunung meletus, gempa bumi sampai Tsunami. Mungkin alam sangat marah dengan kerakusan kita sehingga bencana datang silih berganti.
Bencana yang paling dahsyat pernah melanda sebagian wilayah bumi adalah bencana Tsunami. Tahun 2004 tsunami pernah mampir di Indonesia tepatnya di Nangroe Aceh Darussalam, Tsunami juga pernah berkunjung ke jepang pada tahun 2011 dan meluluh lantakan serta merenggut banyak nyawa manusia.
Tsunami adalah ombak berukuran raksasa, yang menerjang jauh ke daratan. Tsunami biasanya terjadi karena adanya goyangan dahsyat di laut, seperti gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, dan sebaginya. Ombak tsunami sangat tinggi. Menurut berita yang beredar, ombak tsunami yang melanda Aceh tingginya sampai sekitar 15 meter. Jika diukur dengan ketinggian rumah, kira-kira sama dengan rumah 3 lantai. Kecepatan ombak tsunami sangat dahsyat bisa bergerak mencapai kecepatan 900 kilometer/ jam. Ukuran kecepatannya bahkan lebih dari kecepatan mobil balap Formula 1.
Tsunami memang sangat dahsyat dan bisa melanda daerah tempat tinggal kita. Jadi cobalah untuk lebih bersahabat dengan alam dan melestarikannya agar bumi yang kita tempati dapat diselamatkan dan meberikan manfaatnya.