Ribuan kepulauan yang sanagat cantik bersatu menjadi sebuah negara yaitu Negara Republik Indonesia. Banyak sekali kepulauan mulai dari pulau besar hingga pulau kecil. Tersimpan miliaran kekayaan di setiap pulau itu mulai dari, alam, hingga kebudayaan. Slah satu kepulauan yang memiliki keindahan adalah kepulauan Banda. Kepulauan Banda meiliki laut yang sangat cantik dan indah sebagai kekayaan alamnya. Penduduk yang tinggal di kepulauan Banda juga memiliki banyak kegiatan yang selalu berhubungan dengan laut atau alam yang ada disekitarnya.
Mata pencaharian pun tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Banda. Lalu seperti apakah mata pencaharian masyarakat banda? Sebagian besar Penduduk Kepulauan Banda bermata pencaharian yang tidak terpishkan dari laut yaitu sebagai Nelayan. Sebagian besarnya klagi bekerja sebagai petani kering. Hal ini membuat para penduduk Kepulauan Banda memiliki penghasilan yang cukup dan dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Kepulauan Banda juga memiliki identitas tersendiri, seperti bahasa yang digunakan oleh masyarakat setempat adalah Bahasa Nasional Indonesia namun dialek yang mereka gunakan adalah dialek melayu-ambon. Di daerah ini terdapat kurang lebih 40 bahasa atau dialek lokal dari rumpun Austroneisa maupun non Austronesia.
Pulau Banda juga merupakan sebuah pulau yang memiliki kekayaan alam bumi pertanian yaitu penghasil Buah Pala. Sejak zaman penjajahan Belanda, Pulau Banda adalah penghasil buah Pala terbesar di dunia. Buah pala yang memiliki nama latin Myristica Fragrans merupakan jenis rempah-rempah yang sangat berharga. Sejak tahun 226 SM, rempah-rempah asal maluku telah ramai diperdagangkan di Arab. Hal besar ini mulai tersebar keseluruh pelosok dunia yang menyebabkan orang-orang datang ke Maluku dan memburu buah Pala ini. Rempah-rempah ini membuat Alfonso de Albuquerque segera menyipkan armada dan balatentaranya. Ekspedisi ini dimulai dengan mengarungi laut Jawa melalui Kepulauan Sunda Kecil, Ambon, dan akhirnya berhenti di ternate, tempat yang diyakini sebagai penghasil Pala.
Tanpa diduga ternyata mereka diterima dengan baik oleh penduduk stempat dan tidak sulit untuk mendapatkan buah pala. Terlebih buah pala di sana pada saat itu sangat murah sehingga pedagang portugis dapat memperoleh keuntungan yang sangat besar.
Selain bnagsa Portugis, Bangsa Belanda pun datang datang untuk mendapatkan buah pala. Bangsa Belanda pun diterima dengan baik oleh penduduk setempat, bahkan Belanda sering memberikan hadiah bagi penduduk setempat. Kepulauan Banda kemudian menjadi arena Niaga yang ramai dan itulah awal terjadinya pertemuan Bangsa-bangsa Timur dan Barat.