Sebagai seseorang yang selalu digugu dan ditiru, guru senantiasa menjadi sosok yang selalu dipandang oleh masyarakat luas. Karena jasanya, guru mendapat sorotan yang begitu dalam dari pemerintah saat ini. Guru bukan hanya sebatas pekerjaan tapi juga profesi yang dituntut untuk bekerja secara profesional.
Seorang guru yang profesional, dia tidak hanya piawai dalam menyampaikan materi pelajaran tapi juga mesti mahir dalam mengelola kelas. Nah didalam keterampilam pengelolaan kelas ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu keterampilan yang bersifat preventif dan bersifat represif. Keterampilan represif adalah kemampuan seorang guru dalam mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran, sehingga kondisi belajar mengajar menjadi kondusif. Dan untuk mewujudkan kemampuan ini, guru harus mampu mengelola, menguasai dan mengendalikan kegiatan pembelajaran sehingga bermacam gangguan yang dapat merusak suasana kondusif dapat diminimalisir bahkan tidak akan muncul.
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya gangguan-gangguan tersebut yaitu :
- Menunjukan sikap tanggap, yaitu suatu kesadaran dalam diri seseorang yang muncul secara cepat tentang perubahan yang terjadi. Sikap tanggap ini harus selalu ada dalam diri seorang guru, agar guru dapat mengetahui secara cepat perubahan yang terjadi di dalam kelas. Misalnya ada siswa yang tidak memperhatikan atau mengobrol, maka guru harus cepat mengatasinya dengan memandang secara seksama, gerak mendekati atau memberikan pertanyaan.
- Membagi perhatian, khusunya dalam mengelola kegiatan pembelajaran, seorang guru harus dapat membagi perhatiannya kepada semua siswa, baik itu secara verbal maupun visual.
- Memusatkan perhatian kelompok, keaktivan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan dapat dipertahankan jika guru mempunyai kemampuan untuk secara terus menerus memusatkan perhatian kelas kepada tugas yang diberikan.
- Memberikan petunjuk yang jelas, berhubungan atau berkomunikasi dengan siswa SD yang belum sepenuhnya memahami bahasa diperlukan kejelasan dalam penyampaian materi, bahasa yang digunakan pun mesti mudah dicerna sehingga siswa mudah untuk memahami pejelasan guru.
- Menegur, teguran perlu dilakukan tetapi sebatas mengingatkan bukan membentak, teguran yang efektif harus tegas dan jelas tertuju pada sasaran, tidak kasar, tidak menyakitkakn, tidak menghina dan tidak merupakan ejekan.
- Memberi penguatan, bagi siswa yang sering mengganggu ada kalanya ia bersikap baik nah disitulah sikap baik itu mesti diberi penguatan.