Sebagaimana kita tahu secara umum tujuan dari suatu pernikahaan atau perkawinan adalah untuk memperoleh keturunan yang akan menjadi penerus generasi kita di masa yang akan datang. Dalam prosesnya ada beberapa syarat yang harus di penuhi dalam proses tersebut. Yang pertama adalah proses tersebut harus terjadi antara pria dan wanita yang telah mencapai dewasa dalam artian telah mampu memproduksi sel sperma bagi laki-laki dan sel telur bagi perempuan.Syarat yang ke dua belah pihak tidak dalam keadaan mandul atau sakit apapun. Namun dalam perjalananya proses perkawinan tidak selamanya menghasilkan apa yang kita harapkan. Adakalanya sepasang suami istri yang sudah menikah dalam waktu yang lama namun tidak kunjung dianugrahi keturunan. Meskipun secara medis dinyatakan sehat atau beberapa treatmen kesehatan telah dilakukan namun tak kunjung juga mendapatkan keturunan .
Di era moderen yang serba canggih ini permasalahan seperti diatas tersebut bisa kita tanggulangi dengan sisitem medis yang sangat muktahir. Sistem tersebut adalah inseminasi buatan. Inseminasi buatan ini untuk pertama kali yang menjadi perintisnya adalah spallanzani, seorang pendeta khatolik italia yang dalam tahun 1780 berhasil membuahi seekor anjing betina dengan sistem inseminasi buatan. Dan kemudian para ahli medis mampu mengembangkanya pada manusia dan hal tersebut menjadi suatu penemuan yang bagi sebagian orang merupakan jalan keluar untuk permasalahan keturunan.
Di negara-negara barat inseminasi ini merupakan salah satu opsi yang sering dipilih, karena seorang wanita yang belum menikah pun bisa mempunyai anak tanpa harus melewati proses pernikahan yang sah. Merekapun bisa memilih sperma dari siapa yang ingin membuahi telurnya dengan membelinya ke bank sperma. Bahkan salah satu eksperimen dengan mengawetkan atau membekukakan sperma orang orang yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata seperti einstein yang disebut uerbermensch masih terus dikembangkan.
Secara nyata dan jelas hal tersebut sangat bertentangan dengan syariah agam kita yang menyanjung tinggi suatu proses pernikahaan.
DI indonesia walaupun belum ada publikasi resmi tentang eksperimen-eksperimen inseminasi buatan, namun telah menjadi rahasiah umum, bahwa sebagian dari masyarakat kita juga banyak yang melakukan inseminasi buatan demi mendapatkan keturunan