Banyaknya dosa yang dilakukan oleh seorang manusia menyebabkan ia lupa akan berapa banyak dosa yang dilakukan, sehingga ada pemahaman untuk tidak peduli dengan apa yang diperbuat, asalkan hatinya senang maka hal apapun akan dilaksanakan. Ketika banyaknya dosa yang dilakukan, maka itu akan berpengaruh kepada kehidupan dunia yang keras dan membawa kita kepada rasa putus asa.
Bagi seorang mukmin yang mengetahui bahwa kehidupan tidak hanya di alam dunia tetapi juga ada kehidupan balasan di akhirat maka ia akan senantiasa memahami tentang pentingnya bermuhasabah terhadap dosa (menghitung akan dosa-dosanya). Menghitung dosa bukanlah sebuah ratapan atau penyesalan tanpa arti tetapi dengan hal ini akan menyebabkan kehati-hatian dalam melakukan suatu perbuatan. Tatkala paham tentang bahayanya dosa yang diperbuat dapat menjadikan diri menakar tentang sudah siap atau belumkah ketika nanti “dijemput” oleh Allah Swt.
Dalam suatu hadits Rasulullah Saw bersabda,”Tidak akan bergeser kaki seorang hamba sehingga ia akan ditanya tentang empat perkara, tentang umurnya untuk apa ia habiskan? Tentang ilmunya untuk apa ia amakan? Tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan? Dan tentang badannya untuk apa ia gunakan? (HR Tirmidzi).
Dari hadits di atas dapat dipahami tentang bagaimana seseorang yang akan dipertanggung jawabkan atas segala yang telah ia perbuat, baik dosa kecil atau dosa besar semua ada perhitungannya disisi Allah. Seseorang yang biasa berbuat dosa dan membiasakan perbuatan dosanya akan ada rasa acuh dalam perbuatan dosanya, seolah-olah dosa yang ia perbuat bukanlah suatu kesalahan, karena hati nuraninya telah tertutup dengan banyaknya dosa yang ia lakukan.
Hilangnya rasa kepedulian terhadap sesama, mementingkan kepentingan diri sendiri, selalu ingin menang, dan hal negatif lainnya, menjadi dampak dari perbuatan dosa yang dilakukan secara terus menerus walaupun perbuatan dosanya adalah dosa yang kecil. Harus dipahami juga bahwa tidak ada dosa yang besar sebelum didahului dengan dosa yang yang kecil, seperti Allah melarang kita berbuat dosa yang mendekati zina sebelum kepada dosa zina yang besar.
Wallahu A’lam