Kata rabbani berasal dari bahasa Arab dari kata rabb, yang dalam Lisanul Arab diartikan hamba yang mempunyai pengetahuan tentang tuhan, yaitu ulama yang mengajarkan ilmu yang ringan-ringan sebelum ilmu yang sulit-sulit. Sedangkan menurut Abu hamid Al-Ghazali kata rabbani berarti orang yang dekat dengan Allah, adapun hamba yang paling rabbani adalah hamba yang paling dekat dengan Allah. Istilah rabbani sering kali kita dengar dari ceramah atau buku-buku Islami yang membahas tentang generasi-generasi hamba Allah yang bertakwa. Generasi yang dengan ilmu yang dimilikinya terus beramal demi mengharap ridha Allah Swt, dan juga menjalankan perintah agama dalam menjalankan amal ma’ruf nahi munkar.
Menjadi generasi yang rabbani adalah harapan bagi setiap muslim yang bertakwa. Dalam Al Qur'an Allah Swt menyyebutkan bagaiman karakteristik genarsi rabbani diantaranya dalam QS Al-Maidah:44
“Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar”. Diantara karakteristik dari generasi rabbani menurut ayat di atas yaitu mereka yang sabar, tidak mudah menyerah dan yang bertakwa. Mereka yang senantiasa taat kepada Allah dan rasul-Nya, merasa ada yang kurang jika dalam sehari saja meninggalkan kebajikan. Segala waktunya senantiasa digunakan untuk menambah amal shaleh, menyebar kebaikan bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan.
Generasi rabbani adalah mereka yang membentuk diri agar menjadi insan kamil yang mempunyai aqidah yang lurus, ibadah yang dibarengi ilmu, dengan dibarengi akhlak yang shaleh. Generasi ini ada tidak hanya dengan sekejap mata, tetapi ada proses panjang yang dimulai dari diri sendiri terutama keluarga, masyarakat yang berpegang teguh pada Al-qur’an dan hadits. Diperlukan pula para guru yang memiliki keluasan dan penuasaan ilmu yang berkomitmen penuh pada tegaknya dakwah Islamiyah.