Sepanjang tahun 2010 hingga 2016, pemerintah telah menggelontorkan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp 23,28 triliun. Dana tersebut digunakan untuk membangun rumah subsidi sebanyak 444.605 unit dalam kurun waktu tersebut.
Tahun ini, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 3,6 triliun untuk membangun rumah. Sepanjang tahun 2016, dana yang sudah tersalurkan sebesar Rp 3,2 triliun. Dana tersebut telah digunakan untuk membangun sekitar 35.000 rumah bersubsidi di seluruh Indonesia.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut akan berusaha menambah anggaran untuk membangun rumah subsidi di seluruh Indonesia. Tahun 2017 sendiri Kementerian PUPR berencana untuk menganggarkan dana sebesar Rp 13 triliun atau lebih dari tiga kali lipat dari anggaran tahun 2016. Kementrian juga ingin untuk mengubah evaluasi porsi antara bank dan pemerintah.
Saat ini, porsi yang berlaku adalah dana FLPP sebesar 90 persen dari pemerintah sedangkan perbankan hanya sebesar 10 persen. Hal ini dilakukan agar nantinya anggaran tidak terlalu dibebankan kepada pemerintah. Hal ini perlu dikaji ulang supaya beban APBN tidak terlalu berat.
Selain tidak membebani anggaran, evaluasi porsi tersebut dapat membuat tenor kredit menjadi 30 tahun. Saat ini tenor kredit terpanjang adalah 25 tahun. Pembagian porsi tersebut kemungkinan akan sebesar 60 persen pemerintah dan 40 persen perbankan.
Sebenarnya, pembagian porsi tersebut sudah berlangsung. Ketika FLPP pertama kali diluncurkan, porsi 60 persen pemerintah dan 40 persen perbankan sudah berlaku. Kemudian diubah menjadi 80 persen – 20 persen, dan 75 persen – 25 persen. Hal tersebut tergantung pada suku bunga acuan Bank Indonesia, cost fund, dan tentunya kondisi ekonomi yang sedang berlangsung.
Turunnya suku bunga acuan BI dapat juga membuat cost fund turun, dengan cost fund turun, maka porsi perbankan sendiri dapat naik dan porsi FLPP menyesuaikan.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan realisasi penyaluran rumah subsidi dengan sebanyak 1.984 unit, diikuti Banten sebanyak 814 unit, Kalimantan Barat 408 rumah subsidi, dan Jawa Timur 395 unit rumah di tahun 2016 ini. Harga rumah dijual di bandung bersubsidi sendiri berkisar antara Rp 130 juta hingga Rp 180 juta.