Mungkin dalam masyarakat kita selama ini sudah sangat sering didengar istilah istri atau wanita durhaka. Wanita yang melawan terhadap perintah suaminya, wanita yang tidak bisa menjaga amanah dari suaminya dan wanita yang melalaikan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Namun jarang sekali kita dengar tentang sosok pria atau ayah yang durhaka. Sosok ayah yang melalaikan tanggung jawabnya sebagai suami kepada istrinya, tanggung jawab seorang ayah kepada anak-anaknya dan tanggung jawab atas keluarga yang dipimpinnya. Tanggung jawab ayah tidak hanya sebatas kepada penghasil keuangan keluarga, memberi makan dan minum anak-anaknya, menjaga keselamatan keluarganya. Tetapi juga bertanggung jawab atas pendidikan bagi keluarganya, akhlak anak dan istrinya, serta membimbing keluarganya kepada jalan yang diridhai-Nya.
Rasulullah Saw pernah bersabda tentang tanggung jawab ayah sebagai pemimpin keluarga, “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang lelaki adalah pemimpin bagi anggota keluarganya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka”.(HR. Muslim). Sosok ayah adalah penjaga bagi anak-anaknya dari perbuatan maksiat dan dosa. Ia harus peka terhadap keluarganya jangan sampai membiarkan ada anggota keluarganya yang terjatuh dalam perbuatan dosa yang hina, atau ia sendiri yang mengarahkan anggota keluarganya dalam perbuatan dosa.
Allah Swt mengancam bagi seorang ayah yang tidak peduli sama sekali terhadap agama dan akhlak putra putrinya. Seorang ayah yang tidak peduli terhadap pakaian yang dipakai anak perempuannya yang membuka aurat, atau membiarkan istrinya berbuat hal yang dilarang agama. Maka bagi lelaki seperti ini, Rasul bersabda, “Tiga golongan yang Allah haramkan surga atas mereka, pecandu khamr, durhaka kepada orang tua dan dayus, yaitu orang yang tidak cemburu ketika orang bermaksiat dengan keluarganya”. (HR. Ahmad).
Seorang suami atau ayah yang membiarkan kemaksiatan tejadi pada keluarganya, seperti anak perempuannya yang diijinkan berduaan dengan lelaki bukan muhrim, atau membiarkan istrinya bersama-sama dengan lelaki lain yang bukan mahramnya, tanpa sedikit pun rasa cemburu darinya, maka dialah yang disebut lelaki dayus yang Allah Swt haramkan surga baginya. Jika surga yang mulia telah diharamkan maka nerakalah tempatnya. Hal ini sebagai peringatan bagi ayah bahwa ia bertanggung jawab dalam segala aspek terhadap keluarganya, karena bagaimana keluarganya nanti maka iapun akan dimintai pertanggungjawaban.
Na’udzubillahimindzalik