Seorang anak kecil ketika dijelaskan kepada mereka tentang Allah Swt, selalu bertanya tentang kelanjutannya. Secara fitrah mereka yang masih belia dan rasa ingin tahu yang masuk kepada akal mereka, akan terus merangsang pertanyaan-pertanyaan baru. Bagi orang tua yang telah siap dengan ilmunya, mungkin hal ini tidak akan menjadi masalah, tetapi akan berbeda kasus jika hal ini terjadi kepada mereka yang belum paham untuk menjelaskannya kepada anak seusia mereka yang masih kecil. Bagi orang dewasa pun dalam menjelaskan perkara ini harus menyeluruh dan diberikan sesuai dengan kemampuan yang berbeda-beda. Lalu dimanakah sebenarnya Allah berada ?
Banyak ayat yang menjelaskan tentang Allah, walaupun dalam penafsirannya para ulama masih berbeda pendapat, apakah berupa sifat Allah atau berupa Dzat Allah. Ketika menjawab Allah ada dan dekat dengan kita, itu benar karena ada keterangannya. Ketika menjawab Allah ada di atas arasy dan di langit itu juga benar. Salah satu ayat dalam Al-Qur’an Allah berfirman “
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.” Dalam ayat di atas Allah menjelaskan bahwa Allah berada di atas Arsy yang belum pernah seorang manusia biasa pun kesana. Sedangkan dalam sabda Nabi Saw “Apakah kalian tidak mempercayaiku, sedangkan aku dipercaya oleh Allah yang ada di atas langit?” (Muttafaqun ‘Alaihi).
Keterangan-keterangan di atas menjelaskan kepada kita tentang keberadaan Allah. Namun sebagai seorang hamba yang bertakwa, bagaimana dan dimanakah Allah berada tidak menjadi tujuan dari seorang hamba. Ilmu Allah sangat luas, bahkan dalam salah satu keterangan menyebutkan jika air di lautan dipakai untuk menulisnya dan ditambah satu lagi air lautan yang sama maka itu tidak akan cukup untuk menuliskannya. Seyogyanya keimanan kita yang berbicara dan meyakini tentang dzat Allah yang di luar batas kemampuan kita. Memperbanyak fokus kepada ibadah akan lebih utama dibandingkan dengan terus menerus memikirkan dzat Allah yang tidak akan sanggup dipecahkan oleh akal kita.
Wallahu A’lam