1. Museum Barli
Dalam perkembangan seni budayanya, museum ini sangat memberikan andil yang sangat besar. Beragam kegiatan di selenggarakan dalam ruang khusus, seperti: pameran karya seni rupa, penjualan dari karya pameran, diskusi, saresehan kesenirupaan dengan tema yang beragam seperti sosial, budaya, ekonomi, dan IPTEK (ruang diskusi), penjualan krya, merchandise galeri, souvenir, workshop dan pelatihan studio keramik dan lukis (ruang pelatihan), penerbitan berita-berita acara dan pendokumentasian.
2. Museum Geologi
Sejak abad ke-17, museum ini sangat berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara oleh ahli geologi dari Eropa. pada pertengahan abad ke-18 di Eropa terjadi revolusi industri, sehingga bahan tambang untuk industri sangat mereka butuhkan. Pemerintah Belanda sadar betapa pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan begitu diharapkan perkembangan industri dapat ditunjang di Negeri Belanda. Oleh karena itu dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada tahun 1850. kemudian pada tahun 1922 berganti nama menjadi Dienst van den Mijnbouw, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumberdaya mineral. Hasil penyelidikan yaitu batuan, mineral, fosil , laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan juga penyimpanan, sehingga Dienst van den Mijnbouw tahun 1928 membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung.
3. Museum Konferensi Asia Afrika
Museum Konferensi Asia Afrika berada di kota Bandung, Jalan Asia Afrika No.65. Museum ini sebagai tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika. Museum ini berhubungan sangat erat dengan Gedung Merdeka. Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama, yang pertama disebut dengan Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang ada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika.
4. Museum Mandala Wangsit Siliwangi Museum Mandala Wangsit Siliwangi memiliki luas 4176 m2 dan luas bangunan 1674 m2, gedung ini pernah digunakan sebagai markas Divisi Siliwangi yang pertama di kota Bandung (Staf Kwartier Territorium III Divisi Siliwangi) pada tahun 1949-1950, berlokasi di Oude Hospital Weg (sekarang jalan Lembong). 5. Museum Pos Sejalan dengan perjalanan dan perkembangan perusahaan pos, terhitung pada tanggal 20 Juni 1995 nama dan status perusahaan menjadi berubah, dari Perusahaan Umum Pos dan Giro menjadi PT. Pos Indonesia (persero), maka dengan perubahan tersebut Museum Pos dan Giro pun berubah menjadi Museum Pos Indonesia. disamping sebagai tempat koleksi, peran dan fungsi yang dijalankan oleh Museum Pos Indonesia selanjutnya meliputi fungsi sarana pendidikan, penelitian, layanan informasi, dokumentasi dan sebagai objek wisata khusus. 6. Museum Sri Baduga Museum umum ini memiliki koleksi dari jenis koleksi Biologika, Geologika, Etnografika, Historika, Arkeologika, Numismatika/Heraldika, Keramik, Filologika, Seni Rupa dan Teknologi ini tercatat tidak kurang dari 5.367 buah koleksi; dengan koleksi terbanyak rumpun Etnografika yang berhubungan dengan benda-benda budaya daerah. Jumlah dari koleksi tersebut tidak terbatas pada bentuk realia (asli), tapi dilengkapi dengan koleksi replika, miniatur, foto, dan maket. Selain dipamerkan dalam pameran tetap, benda-benda koleksi tersebut juga didokumentasikan dengan sistem komputerisasi dan disimpan di gudang penyimpanan koleksi.