Setelah Indonesia merdeka, maka keadaan Indonesia pada saat itu masih belum stabil. Banyak permasalahan yang muncul mulai dari beberapa daerah yang ingin memisahkan diri dari Kesatuan Republik Indonesia, muncul gerakan-gerakan komunis, dan lain sebagainya. Ditambah lagi masalah pemerintahan yang masih carut marut. Ditengan kegentingan seperti itu, banyak tokoh yang terus memperjuangkan Indonesia menuju ke arah yang lebih baik. Banyak tokoh yang berjuang mengatasi semua masalah yang ada. Pada saat itu, Indonesia memiliki presiden soekarno dan wakilnya Moch. Hatta yang sangat kuat dan membuat Indonesia sedikit demi sedikit berubah ke arah yang lebih baik. Setelah presiden soekarno dan mochammad Hatta tidak lagi menjabat, maka digantikan oleh presiden ke dua yaitu Soekarno dengan wakil presiden Indonesia yang ke dua adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX lahir pada hari Sabtu, 12 April 1912 bertempat di n'dalem Pakuningratan, Kampung Sompilan, Ngasem, Yogyakarta. Terlahir dari seorang ibu yang bernama Raden Ajeng Kustilah, seorang puteri dari Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Raden Ayu Adipati Anom Amangku Negara/Kanjeng Alit. Ayahnya bernama Gusti Pangeran Haryo Puroboyo. Sri Sultan Hamengku Buwono IX memiliki nama kecil yaitu Dorodjatun. Dorodjatun adalah anak ke sembilan dari Haryo Puroboyo.
Pada tahun 1940 ketika usianya 28 tahun, dorodjatun diangkat atau dinobatkan sebagai Raja Ngayogyakarta Hadiningrat. Pengangkatan putera mahkota tersebut dilakukan pada hari senin, Pon, 18 Maret 1940, atau dalam islam jawa, 8 Sapar tahun Jawa Dal 1871. Secara resmi Dorodjatun diangkat sebagai raja dengan gelar Sampeyandalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono, Senopati Ing Ngalogo, Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX.
Arti dari gelar tersebut adalah sultan lah penguasa yang sah dunia ini. Dia juga senopati Ing Ngalogo yang berarti mempunyai kekuasaan untuk menentukan perdamaian atau peperangan. Dia pulalah panglima tertinggi angkatan perang pada saat terjadi peperangan. Sultan juga Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo atau penata agama yang pemurah sebab diakui sebagai khalifatullah, pengganti Muhammad Rasul Alloh.
Hamengkubuwono IX dialntik menjadi wakil persiden pada tanggal 25 maret 1973 sehari setelah pengangkatan Soekarno sebagai Presiden. Sebelum menjadi wakil presiden, sri sultan pernah menjabat beberapa posisi penting diantaranya mentri pertahanan pada tahun 1966, menteri utama di bidang Ekuin (ekonomi, keuangan, dan Industri) pada tahun 1966. Saat berdirinya republik Indonesia serikat, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjabat sebagai wakil perdana menteri.