Tetesan air mata yang mengalir adalah tanda-tanda kelembutan dan tanda-tanda keimanan masih memancar dari hati seseorang. Orang-orang beriman selalu akrab dengan air mata, terutama saat-saat mereka menyadari telah melakukan dosa dan kemaksiatan.
Tengoklah misalnya Nabi Adam dan Hawa, tatkala mereka menyadari telah berbuat dosa karena melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah khuldi, mereka menyungkur sujud dan menangis sesunggukan menyesali dosanya, seraya berdoa “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”
Ataupun juga Nabi Yunus, tatkala dia menyadari telah lari meninggalkan kaumnya sementara Allah belum memerintahkannya. Di dalam perut ikan paus tak henti-hentinya dia menangis mencucurkan airmatanya, memohon ampun kepada Allah dengan doanya “Tidak ada Tuhan yang sebenarnya disembah melainkan Engkau, ya Allah. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah dari orang yang berbuat zalim”
Begitulah orang-orang beriman, selalu mengalirkan air mata saat hati mereka menyadari telah berbuat dosa. Mereka takut kepada Allah, kalau-kalau dosa yang mereka lakukan menimbulkan kemurkaan Allah dan menyebabkan mereka masuk ke dalam neraka.
Jika penyesalan tidak ada setelah berbuat kesalahan, kesedihan tidak muncul setelah berbuat kezaliman, air mata selalu kering, enggan mengalir di atas tumpukan dosa dan maksiat, maka curigailah hati kita. Barangkali hati kita sudah gersang atau bahkan sudah mati, sehingga tak mampu lagi mempengaruhi mata. Dan bisa jadi, itu adalah tanda-tanda bahwa diri kita sudah mulai bersahabat dengan iblis, sudah mulai bersahabat dengan neraka.
Begitulah Iblis, ketika dia ditegur Allah saat tidak mematuhi perintah Allah untuk sujud kepada Adam, dia tidak menyadari dosanya atau mengakui kesalahannya itu. Bahkan tatkala Allah mengusirnya dari surga, dia bukannya menangis dan bertaubat seperti Adam, tapi malah menantang, akan menyesatkan manusia.
Maka menangislah karena takut pada Allah atas dosa-dosamu, karena air mata mampu memadamkan api neraka yang menyala dan mampu melincinkan jalan menuju syurga, seperti kata Nabi: “ada mata yang diharamkan masuk neraka, yaitu mata yang tidak tidur semalaman dalam perjuangan fisabilillah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah”.
Kapan terakhir kali kita menangis karena takut pada Allah...?