Telah menjadi rahasi umum jika Indonesia merupakan Negara Kepulauan Yang memiliki ribuan pulau. Pulau-pulau ini tersusun rapi dan sebagai kesimbangannya pulau-pulau itu memiliki banyak sekali Gunung, baik gunung berapi maupun gunung biasa. Salah satu gunung beapi yang termasuk kedlam Ring of Fire adalah Gunung Api Banda.
Gunung api banda merupakan pulau yang terletak di laut Banda yang memiliki luas sekitar 734,46 hektar dengan ketinggian 0-656 meter diatas permukaan laut. Penghuni gunung Api Banda kurang lebih 1.856 orang pada dua buah kampung yang letaknya sekitar 1,5 kilometer dari kawah gunung api. Daerah ini merupakan bagian dari Ring of Fire yaitu jalur gunung api aktif. Gunung ini tercatat mengalami erupsi beberapa kali yaitu tahun 1614, 1720, 1810, 1891, dan terakhir 8 mei 1988 . semua letusan gunung ini merupakan yang sangat besar dan bahkan letusan yang terakhir membentuk gugusan karang yang disebut Batu Angus.
Di Gunung Api Banda ini juga terdapat sebuah benteng yang bernam benteng Belgica. Benteng Belgica merupakan salah satu benteng bersejarah di pulau ini yang dibangun pada tahun 1611 oleh gubernur jendral VOC pertama yaitu Piter Both. Lokasi benteng ini di atas perbukitan Tabaleku, disebelah barat day pulau Naira pada ketinggian 30,01 meter dari permukaan laut.
Benteng ini memiliki keunikan tersendiri yaitu bentunya persegi lima dan terletak di atas bukit, jika dilihat dari udara, benteng ini akan tampak seperti bintang. Yang lebih menarik lagi adalah jika dilihat dari berbagai sisi, benteng ini akan terlihat seperti hanya memiliki 4 sisi.
Untuk memasuki benteng ini kita harus menggunakan jembatan yang bisa diangkat. Dibagian tengah benteng terdapat ruangan yang sangat luas yang digunakan untuk para tahanan dan juga terdapat dua sumur rahasia yang konon menghubungkan benteng dengan pelabuhan dan Benteng Nassau yang berada ditepi pantai. .
Pada zaman penjajahan, benteng ini digunakan sebagai benteng pertahanan lalu berubah fungsi menjadi tepat untuk memantau lalu lintas kapal dagang. Pada tahun 1622Benteng ini kemudian diperbesar oleh J.P Ceon. Kemudian diperbesar lagi oleh Komisaris Cornelis Speelman pada tahun 1667. Pada masa Gubernur Jendral Craft van Limburg sekitar tahun 1911, benteng ini diperintahkan untuk dipugar.
Terdapat menara disetiap sisi benteng yang berfungsi untuk melihat keindahan panorama sebagian daerah Kepulauan Banda.