Hello Guys! Keliling dunia merupakan impian bagi sebagian orang di dunia. Beberapa orang bahkan melakukan cara apapun untuk bisa keliling dunia, seperti dengan bekerja di luar negeri dengan tujuan utamanya bukan untuk menumpuk uang, namun agar bisa keliling dunia dan hasil kerjanya untuk membiayai perjalanan tersebut. Bekerja di luar negeri memang sangat tidak mudah, maka tidak sedikit orang yang melamar kerja di luar negeri tidak sesuai bidang pendidikannya. Karena tekad untuk keliling dunia sangat tinggi, mereka yang melakukan trik ini banyak yang rela bekerja sebagai pelayanan, baby sitter dan sebagainya meskipun lulusan dari universitas terkenal demi impiannya keliling dunia.
Seperti salah satu warga indonesia yang bernama Fransisca widi, ia mengikuti program pertukaran budaya atau Au Pair di Eropa sejak tahun 2012. Yang mana dari program ini ia bisa mendapatkan visa turis yang diizinkan untuk bekerja (working tourist visa).
Dari visa yang ia dapatkan tersebut ia memanfaatkannya untuk sambil bekerja. Ia bekerja selama 6 jam setiap harinya dan 30 jam setiap pekannya dengan bekerja sebagai pengasuh anak di salah satu keluarga yang ada di Belanda. Sisa waktu yang dimilikinya ia dapat memanfaatkannya untuk plesiran menikmati negara belanda dan negara-negara eropa lainnya bak seperti seorang Traveller.
Dari hasil kerja tersebut ia mendapatkan uang sebesar 340 Euro. Menurutnya, apa yang ia lakukan tersebut tidak semata-mata untuk mendapatkan uang tapi untuk mendapatkan sebuah pengalaman berharga yang tidak ternilai.
“Dapet teman banyaaakkk banget selama di sini. Memperluas networking juga. Jadi tahu kultur kebudayaan tiap negara," ujar Fransisca widi yang saya kutip dari hasil wawancara kompas.
Selain kisah Fransisca widi yang melakukan trik melancong sambil bekerja, ada lagi seseorang yang melakukan hal yang sama dengan widi yaitu Marc Shortt, seorang pemuda sarjana Public Relation asal inggris lulusan dari Universitas Bournemouth, Inggris. Ia telah melakukan perjalanan keliling dunia sambil bekerja di berbagai negara sudah hampir lima tahun. Dalam perjalanan keliling dunia ia telah mencoba berbagai pekerjaan mulai dari pekerja kantoran sebagai konsultan PR, menjadi petani dan supir truk pun ia pernah melakukannya demi membiayai perjalanannya.